Senin, 02 November 2020

STRATEGI LITERASI PEMBELAJARAN DI SMP

 

 


 

 

 

 

 

STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

 

 

(Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013) Edisi II, 2018

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Satgas GLS Ditjen Dikdasmen

 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

 

Tahun 2018

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

i


 

 

 

Penyusun                                                                    Pereviu



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ii


KATA PENGANTAR

 

 

 

 

Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160

Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan  Kurikulum  Tahun  2006  paling  lama  sampai  dengan  tahun  pelajaran

2019/2020. Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah yang belum siap melaksanakan   K13   untuk   tetap   melaksanakan   Kurikulum   2006   sambil   melakukan persiapan-persiapan sehingga selambat-lambatnya pada tahun 2019/2020  sekolah  tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah mencapai kesiapan yang optimal.

 

 

 

Untuk memfasilitasi sekolah (SMP) meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru dan membantu sekolah mengimplementasikan K13, Direktorat PSMP menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13 bagi SMP. Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13 tersebut dengan sejumlah program pendukung lainnya diharapkan mampu menjadikan jumlah SMP pelaksana K13 rata-rata naik 25% setiap tahun. Pada tahun  2016  ditargetkan  sekitar  9.000  SMP  telah  melaksanakan  K13,  sementara  pada tahun 2017 diharapkan 18.000 SMP (50%), pada tahun 2018 kurang lebih 27.000 (75%), dan pada tahun 2019 semua SMP (100%) di seluruh wilayah Indonesia.

 

 

 

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan K13 yang dilaksanakan oleh Direktorat PSMP pada tahun 2015, masalah utama yang dihadapi oleh para guru dalam pelaksanaan K13 adalah dalam menyusun RPP, mendisain instrumen penilaian, melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian, dan mengolah dan melaporkan hasil penilaian.  Memperhatikan  hal  tersebut,  pelatihan  dan  pendampingan  pelaksanaan  K13 pada  tahun  2018  pada tingkat SMP  difokuskan pada peningkatan  kemampuan  guru dalam merencanakan pembelajaran dan penilaian, menyajikan pembelajaran  dan melaksanakan penilaian, serta mengolah dan melaporkan hasil penilaian pencapian kompetensi peserta didik. Pada tahun 2018 dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor

87 Tahun 2017 perlu dilakukan penyesuaian.

 

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menuntut guru untuk melakukan penguatan karakter siswa yang menginternalisasikan  nilai- nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong-royang dan integritas dalam setiap kegaiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, untuk membangun generasi emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan Abad 21 seperti khususnya keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skills), keterampilan untuk bekerjasama  (Collaboration), kemampuan untuk mencipta atau daya cipta (Creativity), dan kemampuan untuk berkomunikasi (Commnication).

 

Penguatan Pendidikan Karakter merupakan platform pendidikan nasional yang memperkuat Kurikulum 2013. Modul Pelatihan Kurikulum  2013 ini telah mengintegrasikan tiga strategi implementasi Penguatan Pendidikan Karakter yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dan pendidikan karakter berbasis masyarakat sehingga   implementasi   Kurikulum   2013   menjadi   bagian   integral   dalam   penguatan pendidikan karakter, kecakapan literasi, dan HOTS.

 

iii


Untuk menjamin bahwa pelatihan pelaksanaan K13 di semua jenjang baik nasional, provinsi, kabupaten/kota maupun sekolah sasaran mencapai hasil yang diharapkan, Direktorat PSMP menetapkan bahwa materi pelatihan untuk semua jenjang tersebut menggunakan materi standar yang disusun oleh Direktorat PSMP bersama dengan Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan Pusat Penilaian Pendidikan. Materi-materi tersebut didasarkan  pada  dokumen-dokumen  dan  ketentuan-ketentuan  terakhir  mengenai pelaksanaan  K13.  Setiap  unit  materi  terdiri  atas  tujuan,  uraian  materi,  tahapan  sesi pelatihan,  teknik  penilaian  kinerja  peserta  pelatihan,  dan  daftar  sumber-sumber  bahan untuk pengayaan. Selain itu, materi dilengkapi dengan sejumlah Lembar Kerja yang memberi panduan dan/atau inspirasi kegiatan pelatihan.

 

Penyusunan materi pelatihan ini terselesaikan atas peran serta berbagai pihak. Direktorat PSMP menyampaikan penghargaan  yang setinggi-tingginya kepada para penyusun dan penelaah yang telah bekerja dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan materi pelatihan yang  layak.  Semoga  materi  yang  disusun  ini  merupakan  amal  baik  yang  tiada  putus amalnya.

 

 

 

 

Materi  pelatihan  ini  hendaknya dipandang sebagai  bahan  minimal  dari  pelatihan  yang dilaksanakan   pada   setiap   jenjang.   Selain   itu,   dengan   dinamisnya   perkembangan kurikulum, materi yang disusun ini perlu selalu disesuaikan dengan perkembangan.

 

Akhirnya Direktorat PSMP mengharapkan materi ini digunakan sebaik-baiknya oleh pelaksana pelatihan implementasi  K13  pada  tahun  2018  pada  tingkat  SMP.  Masukan- masukan  untuk  penyempurnaan  materi  ini  sangat  diharapkan  dari  berbagai  pihak, terutama dari para instruktur dan peserta pelatihan.

 

 

 

 

Jakarta,     Januari 2018

Direktur Pembinaan SMP

 

 

 

 

 

 

Dr. Supriano, M.Ed.

NIP. 19620816 199103 1 001

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

iv


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iii DAFTAR ISI..........................................................................................................................v BAB I PENGANTAR ............................................................................................................1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................1

 

B. Tujuan Penyusunan ..........................................................................................................5

 

C. Masalah ............................................................................................................................5

 

D. Solusi ................................................................................................................................6

 

BAB II IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI ...........................................................7

 

A. Persiapan ...........................................................................................................................7

 

1. Rapat Koordinasi .........................................................................................................7

 

2. Pembentukan Tim Literasi Sekolah .............................................................................8

 

3. Sosialisasi.....................................................................................................................8

 

4. Persiapan Sarana Prasarana..........................................................................................8

 

B. Pelaksanaan .......................................................................................................................9

 

C. Pemantauan dan Evaluasi ..................................................................................................12

 

D. Tindak Lanjut ....................................................................................................................12

 

BAB III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN ...........................................13

 

A. Tujuan ...............................................................................................................................13

 

B. Peta Konsep Strategi Literasi ............................................................................................14

 

C. Indikator literasi dalam Pembelajaran ..............................................................................15

 

D. Alat Bantu .........................................................................................................................18

 

E. Contoh Penerapan Strategi Literasi dalam Pembelajaran .................................................20

 

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................v



BAB I PENGANTAR1

 

 

 

A. Latar Belakang

 

Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai

'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua

 

keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.

 

 

 

Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja. Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI,  yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka). Berikut adalah penggambaran hal itu (Word Economic Forum, 2016).

 

 

Selain itu, ada juga tiga literasi lainnya yang perlu dikuasai oleh peserta didik, yakni literasi kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan  kriminal (bagi siswa SD disebut sekolah aman)   (Wiedarti,   Mei   2016).   Literasi   gesture   pun   perlu   dipelajari   untuk  mendukung

keterpahaman makna teks dan konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para

 

 

1 Cf. Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016a.

 

1


difabel. Semua ini merambah pada pemahaman multiliterasi. Dalam lingkup karakter, penguatan pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius, (2) nasionalis, (3) mandiri,(4) gotong royong, (5) integritas (Depdikbud, 2016).

 

 

Menurut  Cope  dan  Kalantzis  (2000),  pedagogi  multiliterasi  yang  dikembangkan  oleh  New London Group merupakan pandangan yang melihat semakin berkembangnya dimensi literasi yang multibahasa dan multimodal.    Dengan demikian, sekolah dan masyarakat perlu mengembangkan praktik dan keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami  ide-ide  dan  informasi  dengan  menggunakan  bentuk-bentuk  teks  konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015). Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimodal (multimodal text). Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi--menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran dengan memadukan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi)--diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup  sepanjang hayat.

 

 

Hal ini sesuai dengan apa yang tersaji dalam peta jalan gerakan literasi nasional (GLN). Dalam buku tersebut,  makna dan cakupan literasi meliputi: :(a) literasi sebagai rangkaian kecakapan membaca, menulis, berbicara, kecakapan berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi; (b) literasi sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks; (c) literasi sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan , dan mengkritisi ilmu dan gagasan yang dipelajari, (d) literasi sebagai teks yang bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat kompleksitas bahasa.

 

 

Berdasarkan uraian tersebut, istilah literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus berproses, yang pada intinya adalah pemahaman terhadap teks dan konteksnya sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan, hingga kematian, Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya karena

teks itu representasi dari kehidupan individu dan masyarakat dalam budaya masing-masing.

 

 

 

 

 

 

2


Komunitas sekolah akan terus berproses untuk menjadi individu ataupun sekolah yang literat. Untuk itu, implementasi GLS pun merupakan sebuah proses agar siswa menjadi literat, warga sekolah menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki individu atau sekolah tersebut.

 

 

Saat  ini  kegiatan di  sekolah ditengarai  belum  optimal  mengembangkan  kemampuan  literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta  minimnya  penggunaan  buku-buku  di  sekolah  selain  buku-teks  pelajaran.  Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain.

 

 

Pada sisi lain, hasil beberapa tes yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

PIRLS atau Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) mengevaluasi kemampuan membaca siswa kelas IV. PISA atau Programme for International Student Assessment mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam hal membaca, matematika, dan sains. INAP atau Indonesia National   Assessment   Programme   (INAP) atau Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) mengevaluasi kemampuan siswa dalam hal membaca, matematika, dan sains.

INAP/AKSI disejajarkan dengan PIRLS karena sama-sama untuk SD kelas IV. Hasil AKSI

 

menunjukkan bahwa kemampuan yang berkategori kurang adalah 77,13% untuk matematika;

 

46,83% untuk membaca, dan 73,61% untuk sains. Yang berkategori cukup adalah 20,58% untuk matematika; 47,11% untuk membaca; 25,38% untuk sains. Yang berkategori baik adalah 2,29%

untuk matematika; 6,06%  untuk membaca, dan 1,01% untuk sains.

 

 

 

 

3


Sejalan dengan hal tersebut, hasil tes PIAAC atau Programme for the International Assessment of Adult Competencies tahun 2016 untuk tingkat kecakapan orang dewasa juga menunjukkan hasil yang memprihatinkan. Indonesia berada di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuan dan keterampilan membaca  merupakan  dasar  bagi  pemerolehan  pengetahuan,  keterampilan,  dan  pembentukan sikap siswa. Oleh sebab itu, dibentuklah Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu  alternatif untuk  menumbuhkembangkan  budi  pekerti  siswa  melalui  pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti dan Kisyani-Laksono. ed., 2016).

 

 

Upaya  sistematis  dan  berkesinambungan  perlu  dilakukan  untuk  meningkatkan  kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan sejak tahun 2016, namun saat ini belum sepenuhnya menyentuh aspek pembelajaran di kelas karena kondisi sekolah dan kelas berbeda-beda. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitkan tahun 2016 oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, (4) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, (8) Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama; (9) Strategi Literasi dalam Pembelajaran untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama (tahun 2017). Beberapa panduan GLS telah direvisi. Seperti halnya buku ini (edisi II), beberapa panduan GLS ediisi revisi juga diterbitkan pada tahun 2018.

 

 

Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa dan mengembangkan keterampilan abad ke-21, termasuk keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (keterampilan abad ke-21) merupakan salah satu kompetensi

capaian implementasi Kurikulum 2013.

 

 

4


Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini merupakan edisi II (2018) dengan beberapa penambahan dan penyempurnaan. Seperti halnya edisi I yang terbit tahun 2017, materi ini dilengkapi dengan materi presentasi dan alat bantu berwujud pengatur grafis pada bagian akhir yang memandu aktivitas peserta untuk mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam pembelajaran. Semua  perangkat  ini  diharapkan  dapat  memandu  instruktur  dan  pemangku  kepentingan  di jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dalam pelaksanaan, pengembangan, dan penguatan strategi literasi dalam pembelajaran.

 

 

B. Tujuan Penyusunan

 

Tujuan penyusunan materi penyegaran ini adalah untuk:

 

1. Memberikan inspirasi kepada peserta pelatihan untuk memanfaatkan beragam sumber belajar, termasuk buku-teks-pelajaran dan buku-nonteks-pelajaran dalam pembelajaran.

2. Memandu   peserta   pelatihan   menggunakan   strategi   literasi   dalam   pembelajaran   guna mengembangkan karakter, meningkatkan keterampilan berliterasi, dan meningkatkan kompetensi.

 

 

C. Masalah

 

Masalah 1

 

Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berliterasi khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di sekolah karena beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang memadai tentang literasi. Guru seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Saat guru meminta siswa membaca, guru pun juga perlu membaca untuk memberi contoh yang baik bagi siswanya.  Tradisi literasi (kemampuan komunikasi yang artikulatif secara verbal dan tulisan serta kemampuan menyerap informasi melalui teks) juga belum tumbuh secara koheren dalam diri beberapa guru.

 

 

Masalah 2

 

Upaya untuk menyosialisasikan dan meningkatkan keterampilan berliterasi di sekolah belum membuahkan  hasil   yang  optimal  karena  kurangnya  pendampingan  dan  pelatihan  untuk

meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi guru. Materi ajar dan teks yang tersedia di

 

 

 

 

5


sekolah belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan keterampilan berliterasi siswa. Selain itu, strategi literasi dalam pembelajaran belum diterapkan secara optimal.

 

 

D. Solusi

 

Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi tidak berhenti ketika siswa dapat membaca dengan lancar  dan memiliki minat baca  yang baik sebagai hasil dari pembiasaan budaya literasi. Pengembangan literasi perlu terjadi pada pembelajaran di semua mata pelajaran melalui upaya untuk mengembangkan karakter serta meningkatkan kompetensi berpikir tingkat tinggi. Para guru perlu mengoptimalkan strategi literasi dalam pembelajarannya. Pengembangan kemampuan literasi di sekolah akan membantu meningkatkan kemampuan belajar siswa. Penggunaan teks dan/atau bahan ajar yang bervariasi, disertai dengan perencanaan yang baik dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berliterasi siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II  IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI2

 

 

2cf. Satgas GLS Ditjen Dikdasmen. 2016b.

 

6


 

 

Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, sertatindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan   operasionalisasi   hal-hal   yang   telah   dipersiapkan.   Pemantauan   dan   evaluasi merupakan  kegiatan  untuk  mengetahui  efektivitas  kegiatan  literasi  yang  telah dilaksanakan.Tindak lanjut merujuk pada hal-hal yang perlu dilakukan selanjutnya (penyusunan program lanjutan).

 

 

Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.

 

 

A.   Persiapan

 

1.    Rapat Koordinasi

 

Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan maksud dan tujuan dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi digelar oleh kepala sekolah dan diikutioleh:

a. Kepala Sekolah

 

b. Para Wakil Kepala Sekolah

 

c. Perwakilan Guru dan Karyawan

 

 

 

Tujuan rapat koordinasi ini antara lain:

 

a. Pemahaman tentang literasi

 

b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS)

 

c. Penyusunangaris besar program kerja literasi sekolah  (dilanjutkan oleh TLS)

 

d. Persiapan materi sosialisasi lietrasi

 

 

 

 

 

2.    Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS)

 

 

 

 

7


Kepala sekolah membentuk TLSmelalui Surat Keputusan Kepala Sekolahyang menyertakan tugas pokok dan fungsi anggota tim. Susunan anggota TLS disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Pembentukan TLS dapat dibaca dalam buku Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. (Kisyani-Laksono dkk. 2016).

 

 

3.    Sosialisasi

 

a. Sosialisasi pada Guru dan Karyawan.

 

Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.

b. Sosialisasi pada Siswa

 

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi, tujuan pelaksanaan literasi, dan mekamisme pelaksanaan literasi.

c. Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa

 

Sosialisasi pada komite sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk memberitahukan adanya kegiatan literasi di sekolah dan berharap agar komite dan orang tua siswamendukung   kegiatan   tersebut.   Dalam   kegiatan   sosialisasi   ini   diperlukan narasumber yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.

 

 

4.    Persiapan Sarana Prasarana

 

Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana  penunjang yang perlu dimiliki oleh sekolah antara lain:

a.     Perpustakaan sekolah (cf. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Parasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

b.    Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah

 

c.     Jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no 24 tahun 2007: (1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik,ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah;

(2)   Buku   panduan   pendidik:   1   eksemplar/mata   pelajaran/guru   mata   pelajaran

 

 

8


bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (3) Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan30% fiksi.Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000 untuk 3--6 rombongan belajar, 1500 untuk 7--12 rombongan belajar,

2000 untuk 13--18 rombongan belajar, 2500 untuk 19--24 rombongan belajar; (4) Buku referensi: 20 judul/SMP; (5) Sumber belajar lain: 20 judul/SMP (Bandingkan dengan Permendikbud No 23 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal:Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP!).

d.    Web sekolah

 

e.    Akses internet di lingkungan sekolah

 

f.    Spanduk, poster,leaflet, dan/atau brosur penumbuhan budaya literasi

 

 

 

 

 

B.   Pelaksanaan

 

Pada dasarnya, pelaksanaan GLS dapat dilihat pada tiga hal berikut ini.

 

1. mengacu pada perencanaan

 

2. mengacu pada keterampilan abad XXI dengan lima nilai utama penguatan pendidikan karakter (PPK):(1) religius, (2) nasionalis, (3) mandiri,(4) gotong royong, (5) integritas.

3. menggunakan   daftar   cek   instrumen   pengembangan   budaya   literasi   di   sekolah (pelaksanaan  tiga  tahapan  literasi)  yang  terdapat  dalam  lampiran  1  dan  daftar  cek indikator  pelaksanaan  strategi  literasi  dalam  pembelajaran.    Pembahasan  mengenai strategi literasi dalam pembelajaran terdapat dalam Bab III.

 

 

Tiga kegiatan  pelaksanaan  GLS  di  sekolah  merupakan  dasar  untuk  membangun  dan mengembangkan budaya literasi sekolah, dimulai dari Kegiatan Pembiasan,   Kegiatan

Pengembangan, dan Kegiatan Pembelajaran. Berikut adalah skema tiga kegiatan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9


 

 

 

Secara lebih rinci, ihwal ketiga kegiatan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam Desain Induk Gerakan Literasi Sekolahdan Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP.  Adapun indikator tiga kegiatan pelaksanaan literasi sekolah ada di lampiran 1 yang merupakan gabungan dari instrumen kegiatan pembiasaan (13 butir pertanyaan), pengembangan (17 butir pertanyaan), dan pembelajaran (23 butir pertanyaan) yang terdapat dalam Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP, 2016). Instrumen terdiri atas 27 butir pertanyaan. Satu butir pertanyaan dimungkinkan berada dalam tiga atau dua kegiatan sekaligus (contoh: 15 menit membaca ada dalam semua jenis  kegiatan  GLS).  Berikut  adalah  petunjuk  butir  dan  nomor  dari  setiap  tahapan  (tabel instrumen budaya literasi sekolah dengan 27 butir nomor terdapat dalam lampiran).

Kegiatan Pembiasaan (13): no 1,2,3,4,5,6,8,9,11,12,18,19,26 (No. 2 dan No. 12 merupakan indikator yang hanya ada dalam kegiatan pembiasaan)

Kegiatan Pengembangan (17): no 1,3,4,5,6,7,8,9,11,13,15,16,18,19,20,21,26 (No. 7, 13, 15, 16,

 

20, 21 hanya ada dalam kegiatan pengembangan)

 

 

10


Kegiatan Pembelajaran (23): no 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,14,15,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27 (No. 10, 14, 17, 22, 23, 24, 25, 27 hanya ada dalam kegiatan pembelajaran)

 

 

Adapun pembangunan budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tigal hal sebagai berikut (Beers dkk., 2009).

 

 

 

 

 

 

 

 

Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku Desain Induk Gerakan

 

Literasi Sekolah (2016, 2018).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

11


C.   Pemantauan dan Evaluasi

 

Pemantauan dan evaluasi dilakukan melalui beberapa teknik, antara lain dokumentasi, angket/kuesioner, observasi, dan/atau wawancara. Berikut adalah penggambaran hal itu.

 

 

 

D.   Tindak Lanjut

 

Hasil pemantauan dan evaluasi dapat dicermati sebagai bahan refleksi. Tindak lanjut diwujudkan dengan penyusunan perencanaan lanjutan dalam hal kegiatan berliterasi. Jika dalam  pengisian  instrumen  masih  ada  hal-hal  yang  belum  atau  kurang,  penyusunan rencana lanjut berpumpun (berfokus) pada upaya supaya yang belum  menjadi sudahatau yang kurang menjadi baik. Jika hasil refleksi menunjukkan bahwa semua sudah dilakukan dan semua sudah baik, perlu dilakukan rencana lanjutan untuk mengimbaskan hal

tersebut kepada sekolah-sekolah yang ada di sekitar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

12


 

 

A.  Tujuan


Bab III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN


 

Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh. Tiga hal ini akan bermuara pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun dalam bidang matematika, sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama, prakarya dll. (cf. Robb, L, 2003).

 

 

Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah bagaimana mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan lintas bidang  memerlukan  strategi  literasi  dalam  pembelajarannya.  Salah  satu  tujuan  penting  dari strategi literasi dalam pembelajaran konten adalah untuk membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah (Ming, 2012: 213). Dengan demikian strategi literasi dalam pembelajaran akan membentuk karakteristik siswa dan mengembangkan keterampilan abad ke-

21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi).

 

 

 

Pembelajaran yang menerapkan strategi literasi penting untuk menumbuhkan pembaca yang baik dan   kritis   dalam   bidang   apapun.   Berdasarkan   beberapa  sumber,  dapat   disarikan   tujuh karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi yang dapat mengembangkan kemampuan metakognitif (cf. Beers 2010: 20-21; Pahl&Rowsell 2005: 82), antara lain:

1.   Pemantauan pemahaman teks (siswa merekam pemahamannya sebelum, ketika, dan setelah membaca).

2.   Penggunaan berbagai moda selama pembelajaran (literasi multimoda)

 

3.   Instruksi yang jelas dan eksplisit.

 

4.   Pemanfaatan alat bantu seperti pengatur grafis dan daftar cek.

 

5.   Respon terhadap berbagai jenis pertanyaan.

 

6.   Membuat pertanyaan.

 

7.   Analisis, sintesis, dan evaluasi teks.

 

8.   Meringkas isi teks.

 

 

13


Menyimak  karakteristik  pembelajaran  yang  menerapkan  strategi  literasi,  dapat  disimpulkan bahwa strategi literasi dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, berbasis teks, berbasis proyek,  berbasis  masalah,  inquiry,  discovery,  dan saintifik  sesuai  dengan  karakteristik  mata pelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut(Beers 2010; Greenleaf dkk, 2011; Robb, 2003; Toolin, 2004).

 

 

B.  Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran

Dalam  bentuk  peta konsep,  strategi  literasi  dalam pembelajaran  dapat  digambarkan  sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

14


C.  Indikator Literasi dalam Pembelajaran

 

Pada dasarnya, silabus berbagai mata pelajaran di SMP sudah menunjukkan adanya strategi literasi dalam pembelajaran. Penuangan silabus ke dalam kegiatan pembelajaran dapat diceksilangkan dengan indikator literasi dalam pembelajaran.

 

 

Dalam hal ini, perlu diperhatikan bahwa istilah teks‖ dalam literasi dapat berwujud teks tulis, lisan (audio), visual, auditori, audiovisual, spasial, nonverbal (kinestesik dsb). Wujud teks bisa digital atau nondigital. Sejalan dengan itu, istilah "membaca" yang digunakan dalam kegiatan literasi juga merujuk pada membaca dalam arti luas.

 

Biarpun demikian, pembelajaran di sekolah tidak pernah lepas dari teks tulis karena tersedia buku siswa. Oleh sebab itu, pada tahap awal, strategi literasi dalam pembelajaran dapat berfokus pada teks tulis tersebut.

 

Berikut adalah daftar cek untuk indikator literasi untuk menguatkan langkah-langkah pembelajaran, menumbuhkembangkan karakter, dan mengasah kompetensi. Pernumbuhkembangan karakter tertentu dan pengasahan kompetensi yang berkelindan dengan strategi literasi dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang disajikan. Strategi literasi dalam pembelajaran bukan materi, tetapi merupakan strategi yang berwujud langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini nomor yang tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak harus urut). Semakin banyak tanda cek pada kolom sudah

berarti strategi literasi dalam pembelajaran semakin sarat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

15


INDIKATOR STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

 

 

 

Mata Pelajaran/SMP      : Kelas/Semester        : Materi Pokok                   : Nama Guru/email           : Alokasi Waktu                :

 

 

 

Dalam setiap indikator, karakter (religius, nasionalis,   mandiri , gotong royong, integritas)

berkelindan dengan kompetensi (berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif) sesuai dengan materi yang disajikan.

 

 

NO

INDIKATOR

ADA

BELUM

 

ADA

CATATAN

A

Strategi Literasi dalam Pembelajaran

 

1. Sebelum membaca

 

a.   mengidentifikasi tujuan membaca

 

 

 

 

b.   membuat prediksi

 

 

 

 

2. Ketika membaca

 

mengidentifikasi informasi yang relevan

 

 

 

 

mengidentifikasi kosakata baru,  kata kunci,

dan/atau kata sulit dalam teks

 

 

 

 

Mengidentifikasi bagian teks yang sulit (jika

ada) dan/atau membaca kembali bagian itu

 

 

 

 

memvisualisasi dan/atau think aloud (strategi

membunyikan secara lisan apa yang ada di dalam pikiran pada saat berusaha memahami bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan)

 

 

 

 

membuat inferensi (simpulan sementara

berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks)

 

 

 

 

membuat pertanyaan tentang isi teks dan hal-

hal yang terkait dengan topik tersebut (dapat menggunakan sumber di luar teks atau buku pengayaan)

 

 

 

 

membuat keterkaitan antarteks

 

 

 

 

3. Setelah membaca

 

membuat ringkasan (meringkas isi,

mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan tentang isi, dsb.)

 

 

 

 

16


 

 

mengevaluasi teks

 

 

 

 

mengubah dari satu moda ke moda yang lain

(moda: bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan)

 

 

 

 

memilih, mengombinasikan, dan/atau

menghasilkan teks multimoda untuk mengomunikasikan konsep tertentu

 

 

 

 

mengonfirmasi, merevisi, atau menolak

prediksi

 

 

 

B

Penggunaan alat bantu

 

Pengatur grafis atau graphic organizer (berbagai

bentuk tabel atau grafik untuk membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan)

 

 

 

 

Daftar cek atau check list dsb.

 

 

 

(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003)

130217 KP

 

 

 

Dalam pembahasan mengenai indikator literasi tersebut, ada beberapa istilah teknis yang dikembangkan di antaranya:

(1)  Think-aloud merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang ada di dalam pikiransiswa atau guru pada saat berusaha memahami bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan guru atau siswa lain. Strategi ini dapat membantu siswa memonitor pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter.

(2)  Inferensi merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat dalam teks.

 

Inferensi dapat didukung dengan ciri/bukti/fitur khusus yang ada dalam teks. Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

(3)  Keterkaitan antarteks atau intertekstualitas merujuk pada keterkaitan teks dengan teks yang pernah dibaca sebelumnya, teks dengan pengalaman pribadi, atau teks dengan hal lain yang membantu siswa membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.

(4) Istilah  ringkasan‖  dalam  arti  luas  diperoleh  dengan  kegiatan  meringkas  isi, mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan tentang isi, dan sebagainya. Kegiatan ini membantu siswa membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.

(5)  Evaluasi  teks  dapat  berwujud  antara  lain  (a)  membuat  opini  terkait  teks;  (b)  membuat

 

penilaian langsung; (c) intertekstualitas: mengaitkan dengan teks lain; mengaitkan dengan

 

 

17


pengalaman  pribadi,  pengetahuan  sebelumnya,  isu  lokal  dan  global;  (d) memilih/menentukan moda yang paling sesuai untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk menjelaskan siklus kehidupan, dipilih moda gambar siklus (bukan teks tulis).Kegiatan ini membantu siswa membentuk karakter dan berpikir tingkat tinggi.

(6)  Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan (teks tulis, audio, visual, audiovisual, digital, kinestesik, dsb.). Moda yang lain (selain cetak) dapat berwujud visualisasi teks dan/atau respon indrawi lain; dramatisasi; refleksi pemahaman dengan membuat teks bentuk lain: lisan, tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.

(7)  Pengatur  grafis  (graphic  organizers)3   adalah  berbagai  bentuk  tabel  atau  grafik  untuk

 

membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan.

 

(8)  Pemahaman   makna kata-kata sulit dalam teks dapat menggunakan petunjuk dalam teks

 

(konteks).

 

 

 

 

 

D.  Alat Bantu

 

Pengatur grafis memiliki peran penting dalam membantu siswa memetakan proses pemahaman mereka terhadap sebuah bacaan/informasi. Ada berbagai jenis pengatur grafis yang dapat digunakan, baik sebelum, ketika, maupun setelah membahas sebuah teks atau materi pembelajaran. Daftar di bawah ini memuat beberapa contoh yang umum digunakan. Guru dan siswa dapat mengadopsi, mengadaptasi, dan membuat pengatur grafis sendiri sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas. Pengatur grafis ini dapat digunakan secara individu, berpasangan,  maupun berkelompok.  Selain  pengatur  grafis  dapat  juga digunakan  daftar cek

(check list).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3Pusat Bahasa, 2005.

 

18


DAFTAR PENGATUR GRAFIS YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI LITERASI (SEBELUM-KETIKA-SESUDAH)

 

NO

PENGATUR GRAFIS

KEGIATAN PEMBELAJARAN

1

Aktivasi Pengetahuan

Latar Belakang

Menggali pengetahuan latar belakang untuk memahami

teks nonfiksi.

2

Tabel Prediksi

Membuat prediksi tentang teks nonfiksi.

3

Tahu-Ingin-Pelajari

Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin diketahui

(di awal pembelajaran) dan yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran)

4

Tahu-Ingin-Bagaimana

Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin

diketahui, dan bagaimana cara mengetahuinya.

5

Tahu-Ingin-Bagaimana-

Pelajari

Menuliskan hal yang sudah diketahui, yang ingin

diketahui, bagaimana cara mengetahuinya (di awal pembelajaran) dan yang telah dipelajari (di akhir pembelajaran)

6

Rantai Peristiwa

Mengurutkan kejadian dalam teks nonfliksi secara

kronologis.

7

Siklus

Mengurutkan siklus kejadian/peristiwa

8

Adik Simba

Mengidentifikasi informasi penting dengan menggunakan

kata tanya.

9

Berpikir-Berpasangan-

Berbagi

Memikirkan sebuah pertanyaan/isu penting, bekerja

berpasangan, dan membagikan hasil diskusi.

10

Diagram Venn

Membandingkan antara 2 hal/fenomena/tokoh dll

11

Hubungan Tanya Jawab

Membuat pertanyaan tentang fakta di dalam teks, informasi

tersirat, keterkaitan antara teks dengan diri, dan dengan penulis/dunia luar.

12

Tabel Fakta dan Opini

Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks nonfiksi.

13

Tabel Lima Indra

Mengindentifikasi lima indra dan bagaimana pengaruhnya

terhadap pengalaman orang dalam sebuah teks.

14

Caption

Menulis caption untuk gambar/ilustrasi yang ada di dalam

teks

15

Gambar dengan Caption

Menggambar dan menulis caption baru berdasarkan

informasi dalam teks.

16

Peta Gagasan Utama dan

Penjelas

Mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan penjelas

dalam teks.

17

Sebab-Akibat

Menentukan sebab dan akibat sebuah peristiwa dalam teks.

18

Masalah-Solusi

Membuat ringkasan sebuah teks.

19

SQ3R

Mencatat informasi penting, membuat pertanyaan,

jawaban, dan singkasan teks.

 

 

 

Contoh wujud pengatur grafis terdapat dalam lampiran 2.

 

 

 

19


E. Contoh Penerapan Strategi Literasi dalam Pembelajaran

 

 

Berikut disajikan beberapa contoh penerapan strategi literasi dalam pembelajaran yang dapat dilakukan di berbagai mata pelajaran dan jenjang pendidikan.

 

1.   Membuat Prediksi (Pengatur Grafis nomor 2)

 

 

Membuat  prediksi  merupakan  ketrampilan  dasar  dalam  membaca  yang  melibatkan  proses berpikir tingkat tinggi. Untuk membuat prediksi, seorang pembaca harus menggunakan informasi yang ada dan kemudian membuat inferensi. Pembaca yang baik membuat prediksi berdasarkan bukti tekstual. Bila kita menggunakan bukti untuk mendukung prediksi, kita dapat menjadi sosok yang literat.

 

Berikut adalah contoh teks pendek yang diikuti dengn langkah-langkah membuat prediksi. a.    Prediksi dalam teks naratif

Teks

Anang  duduk  di  bangkunya  dan  menggambar  tokoh  Star  Wars  di  buku  catatannya  ketika gurunya sedang menjelaskan tentang rantai makanan di pelajaran Biologi atau entah apa. Dia tidak terlalu ingat. Hal terakhir yang Anang ingat adalah bahwa besok akan ada tes. Anang terhenyak. Dia pulang dan langsung belajar, namun kemudian dia asyik bermain dengan Game Box-nya. Dia bermain sampai larut malam. Ketika alarm jam di mejanya bordering, Anang terlalu lelah untuk mematikannya. Alarm berbunyi sampai 20 menit ketika kemudian Anang bangun dan bergegas bersiap ke sekolah. Seperti yang sudah dijanjikan, gurunya menjelaskan prosedur dan perintah tes, dan kemudian membagikan lembar soal. Anang membaca lembar yang dia terima dan menggaruk kepalanya

 

Pertanyaan:

 

1)  Apa yang terjadi setelah itu?

2)  Bukti apa yang kamu gunakan untuk mendukung prediksi

 

Pengatur grafis Membuat Prediksi (nomor 2) dapat digunakan untuk mengembangkan strategi literasi ini.

 

Latihan di atas didesain untuk memberikan latihan kepada peserta didik dalam membuat dan mendukung prediksi. Peserta didik harus memprediksi apa yang akan terjadi dan mendukung

 

 

 

 

20


jawabanya  dengan  menggunakan  bukti  yang  ada  di  dalam  teks.  Proses  ini  melibatkan ketrampilan berpikir yang kritis dan tingkat tinggi.

b.    Petunjuk Antisipasi

 

Contoh lain strategi Membuat Prediksi adalah Petunjuk Antisipasi, di mana peserta didik juga mengantisipasi informasi apa yang akan didapatkan di dalam teks berdasarkan informasi yang sudah ada. Informasi bisa dalam bentuk multimoda (teks, gambar, simbol, grafik, dll). Setelah itu peserta didik membaca teks dan mengonfirmasi prediksi atau antisipasi yang sudah dibuat di awal pembelajaran. Berikut adalah contoh isian Tabel Antisipasi dalam sebuah bahasan di pelajaran Biologi.

 

 

Petunjuk:

1)   Sebelum membaca teks, tentukan apakah setiap pernyataan di bawah ini benar atau salah.

Lingkari pilihanmu.

2)   Sambil  membaca  teks,  identifikasi  apakah  setiap  pernyataan  tersebut  benar  atau  salah.

Lingkari jawabanmu dan tuliskan buktinya.

3)    Apakah pikiranmu berubah atau dikuatkan oleh apa yang kamu baca? Bila ya, jelaskan mengapa?

4)   Bagikan jawabanmu dengan teman-temanmu di kelas.

 

Sebelum

membaca

Pernyataan

Setelah

membaca

 

Benar

 

 

 

Salah

Evolusi adalah cara ilmiah untuk menjelaskan perubahan biologis

sepanjang waktu. Bukti:

Darwin menggunakan banyak bukti dari alam untuk mendukung teori evolusi berdasarkan seleksi ilmiah.

 

Benar

 

 

 

Salah

 

Benar

 

 

 

Salah

Dalam   seleksi   ilmiah,   kemampuan   setiap   organisme   dalam

menghadapi tantangan pertahanan hidup dan reproduksi dalam kondisi alam menentukan campuran ciri-ciri yang akan diturunkan ke generasi berikutnya.

Bukti:

Kelinci yang memiliki ciri bulu lebih tebal dapat bertahan hidup lebih baik di iklim yang lebih dingin. Mereka menurunkan sifat ini ke anak-anaknya, sehingga ciri bulu tebal menjadi lebih banyak ditemukan di generasi kelinci berikutnya.

 

Benar

 

 

 

Salah

 

Benar

 

 

 

Salah

Organisme individu tidak berevolusi—populasi berevolusi.

Bukti:

Individu bertahan hidup atau mati berdasarkan ciri-cirinya. Bergantung pada siapa yang bertahan hidup, ciri-ciri yang berbeda yang diturunkan ke generasi berikutnya. Sejalan dengan waktu,

 

Benar

 

 

 

Salah

 

 

21


ciri-ciri yang paling umum dalam sebuah populasi bisa menjadi berbeda dari ciri-ciri yang dimiliki generasi sebelumnya. Populasi secara keseluruhan, tapi individu di dalam populasi itu tidak dikatakan berevolusi.

 

 

 

2.   Strategi Kosakata

 

 

 

Dalam disiplin sains dan ilmu sosial, banyak istilah yang seringkali harus dipahami oleh peserta didik. Untuk memahami sains dan ilmu sosial, peserta didik perlu menguasai makna istilah dan kosakata baru agar tidak terjadi kesalahan interpretasi.   Kosakata baru harus dikenalkan dan didiskusikan dalam proses pembelajaran. Mereka memerlukan banyak kesempatan untuk membaca, menulis dan berlatih menggunakan istilah-istilah baru.

 

 

Strategi kosakata ditujukan agar peserta didik dapat:

 

-    mengembangkan pengetahuan istilah baru,

 

-    mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang istilah-istilah umum,

 

-    meningkatkan pemahaman membaca,

 

-    meningkatkan pilihan kata yang dapat digunakan untuk menulis, dan

 

-    membantu peserta didik mengkomunikasikan ide secara lebih efektif dan akurat.

 

 

 

Ada beberapa strategi pemahaman kosakata yang dapat diterapkan. Berikut adalah salah satu contoh strategi pemahaman kosakata.

 

 

 

 

Peta Definisi Konsep

 

 

 

Peta Definisi Konsep amat bagus digunakan untuk mengenalkan konsep-konsep penting. Ciri- ciri dan contoh yang dituliskan peserta didik membantu pemahaman istilah baru. Peserta didik menuliskan sendiri definisinya dengan menggunakan pengalaman, contoh-contoh, dan ciri-ciri

yang mereka tuliskan lebih dulu.

 

 

 

 

 

 

22


 


 

Sistem alamiah


kategori


 

 

 

 

 

 

EKOSISTEM

 

Ciri-ciri

Organisme hidup

Lingkungan tidak hidup

Interaksi antara keduanya

 

 
Istilah atau konsep

 

 

 

 

 

 

 

Contoh

lembah

lautan

hutan

 

 

Definisi:

 

Semua benda hidup dan tidak hidup di suatu area yang berinteraksi satu sama lain

 

 

 

 

3.   Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Pengatur Grafis nomor 9)

 

Strategi ini populer dengan nama Think-Pair-Share, dan merupakan salah satu contoh strategi dalam pembelajaran kooperatif. Strategi ini mendorong partisipasi individu dan dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan dan kapasitas kelas. Peserta didik berpikir melalui pertanyaan dengan tiga tahap yang jelas:

 

a.    Berpikir:  Peserta  didik  berpikir  secara  mandiri  dan  individu  tentang  pertanyaan  yang diberikan, dan mencoba membangun ide atau gagasan sendiri.

 

b.    Berpasangan: Peserta didik mendiskusikan gagasan masing-masing secara berpasangan.

 

Langkah  ini  memungkinkan  peserta  didik  untuk  menyampaikan  gagasan  mereka  dan mendengarkan  gagasan  pasangannya.  Dengan  demikian  mereka  belajar  menghargai

gagasan atau pemikiran orang lain yang mungkin berbeda dengan gagasannya.

 

 

 

23


c.    Berbagi: Tiap pasangan membagikan gagasan mereka dengan kelompok yang lebih besar, misalnya di depan kelas. Dengan tiga langkah ini, gagasan-gagasan peserta didik menjadi lebih utuh dan matang.

 

Untuk merekam gagasan peserta didik di ketiga langkah di atas, pengatur grafis nomor 9 dapat digunakan.

 

Berbagai penelitian  menunjukkan bahwa strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi dapat mendorong proses pembelajaran melalui pemberian kesempatan untuk menyampaikan gagasan secara lisan. Strategi ini juga meningkatkan ketrampilan komunikasi personal yang diperlukan untuk mengelola gagasan. Selain itu, peserta didik merasa ikut mengatur bagaimana mereka belajar, menegosiasikan makna, dan tidak hanya bergantung pada otoritas keilmuan guru.

 

Dalam kaitannya dengan PPK, strategi Berpikir-Berpasangan-Berbagi melibatkan proses perubahan positif terhadap kepercayaan diri peserta didik. Proses ini terjadi ketika mereka saling mendengarkan satu sama lain, dan ketika menyampaikan gagasan di depan kelas bersama dengan pasangan. Tidak ada satupun peserta didik yang tidak terlibat dalam diskusi. Meskipun nampaknya memerlukan banyak waktu, strategi ini membuat diskusi kelas lebih produktif, di mana peserta didik sudah memiliki gagasan sebelum didiskusikan di depan kelas.

 

 

 

 

4.   Tabel Observasi Kerja Kolaborasi

 

Selain penilaian terhadap pembahaman konsep, penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam bekerja sama juga perlu dilakukan. Kerjasama dan kolaborasi antara peserta didik tidak terjadi begitu saja. Untuk itu perlu dilakukan strategi untuk meningkatkan dan sekaligus menilai kolaborasi  dalam  kerja  kelompok.  Berikut  ini  adalah  salah  satu  contoh  tabel  yang  dapat digunakan peserta didik dan guru untuk memantau kinerja. Jumlah dan isi kolom dapat diubah

sesuai kebutuhan informasi yang akan diamati guru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

24


 

Nama

Peran

Tanggungjawab

Waktu yang

dibutuhkan

Anton

Pembangun kosa kata

Mencari     dan     mencatat

definisi kata-kata/istilah kunci dalam teks dari berbagai sumber

 

Riris

Peringkas

Membuat   ringkasan   teks

yang   ditugaskan   kepada kelompok

 

Dian

Ilustrator

Membuat    ilustrasi    atau

memberi  contoh kasus/topik yang dibahas di dalam teks

 

Ayun

Penanya

Membuat          pertanyaan-

pernyataan untuk menggali informasi lebih dalam

 

 

 

 

5. Penilaian diri terhadap keterampilan literasi dan kolaborasi

 

Peserta didik juga perlu didorong untuk melakukan penilaian diri atas perilaku dalam kerjasama. Berikut adalah salah satu contoh format penilaian diri.

 

 

No

Keterampilan

Selalu

Sering

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

1

Saya  mempraktikkan  mendengarkan  secara

aktif.

 

 

 

 

2

Saya  menantang  ide/gagasan,  bukan  orang

yang memiliki gagasan.

 

 

 

 

3

Saya  mengecek  ketepatan  dan  pemahaman

saya.

 

 

 

 

4

Saya  menyampaikan  ketidaksetujuan  saya

dengan cara yang positif.

 

 

 

 

5

Saya     memberikan     kontribusi     ide     di

kelas/kelompok.

 

 

 

 

6

Saya  mengatur  dan  mengelola  tugas-tugas

 

 

 

 

 

25


 

 

kelompok.

 

 

 

 

7

Saya      menggunakan      parafrase      untuk

meningkatkan pemahaman.

 

 

 

 

8

Saya memberikan kritik yang konstruktif.

 

 

 

 

9

Saya  menggunakan  strategi  bertanya  yang

baik.

 

 

 

 

10

Saya       mempraktikkan       cara       meraih

kesepakatan/konsensus       dengan       teman kelompok saya.

 

 

 

 

11

Saya memberikan inisiatif dalam diskusi.

 

 

 

 

12

Saya bertanggungjawab dalam kelompok

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

26


LAMPIRAN

 

 

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN BUDAYA LITERASI SEKOLAH

 

(Tiga Kegiatan Pelaksanaan GLS di Sekolah Untuk Membangun dan

 

Mengembangkan Budaya Literasi Sekolah)

 

 

 

 

LAMPIRAN 2 PENGATUR GRAFIS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

27


LAMPIRAN 1

 

INSTRUMEN BUDAYA LITERASI SEKOLAH4

 

 

(Tiga Kegiatan Pelaksanaan GLS di Sekolah

 

Untuk Membangun dan Mengembangkan Budaya Literasi Sekolah)

 

 

 

 

Nama sekolah               : Alamat                          : Alamat Web                 : Telepon                         : Surel (email)Sekolah    :

HP kontak person         :

dansurel

 

Berilah tanda cek (V) pada kolom  sudah atau belum sesuai dengan kondisi di sekolah Ibu/Bapak! Pengisian centang belum  dapat dilengkapi dengan catatan mengenai masalah‖ yang dihadapi (kolom paling kanan).

 

NO

INDIKATOR

SUDAH

BELUM

MASALAH

(JIKA BELUM)

1

Ada kegiatan 15 menit membaca yang dilakukan

setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir pelajaran).

 

 

 

2

Kegiatan   15   menit   membaca   telah   berjalan

minimal satu semester.

 

 

 

3

Guru  menjadi  model  dalam  kegiatan  15  menit

membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.

 

 

 

4

Kepala sekolahdan tenaga kependidikan menjadi

model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung.

 

 

 

5

Ada Tim Literasi Sekolah (TLS) atau tim sejenis

yang dibentuk oleh kepala sekolah.

 

 

 

6

Ada bahan  kaya teks  yang terpampang di  tiap

kelas.

 

 

 

7

Ada bahan  kaya teks  yang terpampang di  tiap

kelas, koridor, dan area lain di sekolah.

 

 

 

8

Ada  poster-poster  kampanye  membaca  untuk

memperluas    pemahaman    dan    tekad    warga sekolah  untuk  menjadi   pembelajar  sepanjang

 

 

 

 

 

4Jakarta, 02032017, KP

 

28


 

 

hayat

 

 

 

9

Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan

area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi.

 

 

 

10

Perpustakaan   sekolah   menyediakan   beragam

buku bacaan (buku nonpelajaran: fiksi dan nonfiksi) yang diperlukan peserta didik untuk memperluas pengetahuannya dalam pelajaran tertentu.

 

 

 

11

Kebun       sekolah,       kantin,       dan       UKS

menjadilingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah.

 

 

 

12

Peserta  didik  memiliki  jurnal  membaca  harian

(menuliskan judul bacaan dan halaman)

 

 

 

13

Peserta  didik  memiliki  portofolio  yang  berisi

kumpulan jurnal respon membaca.

 

 

 

14

Peserta  didik  memiliki  portofolio  yang  berisi

kumpulan  jurnal  respon  membaca  (untuk  SMP

minimal dua belas buku nonpelajaran)

 

 

 

15

Jurnal respon peserta didik dari hasil membaca

buku bacaan dan/atau buku pelajaran dipajang di kelas dan/atau koridor sekolah

 

 

 

16

Ada  berbagai  kegiatan  tindak  lanjut  (dari  15

menit membaca) dalam bentuk menghasilkan respon secara lisan maupun tulisan (bagian dari penilaian nonakademik)

 

 

 

17

Ada  berbagai  kegiatan  tindak  lanjut  (dari  15

menit membaca) dalam bentuk menghasilkan respon secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran (bagian dari penilaian akademik yang terintegrasi dalam nilai mata pelajaran)

 

 

 

18

Kepala   sekolah   dan   jajarannya   berkomitmen

melaksanakan  dan  mendukung  gerakan  literasi sekolah

 

 

 

19

Ada  penghargaan  terhadap  pencapaian  peserta

didik dalam kegiatan literasi secara berkala

 

 

 

20

Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya

literasi sekolah, misalnya:         wisata ke perpustakaan atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah

 

 

 

21

Ada  kegiatan  perayaan  hari-hari  tertentu  yang

bertema literasi

 

 

 

22

Ada unjuk karya (hasil dari kemampuan berpikir

kritis   dan      kreativitas   berkomunikasi   secara

 

 

 

 

29


 

 

verbal,   tulisan,   visual,   atau   digital)   dalam

perayaan hari-hari tertentu yang bertema literasi

 

 

 

23

Peserta  didik  menggunakan  lingkungan  fisik,

sosial,   afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi–di luar buku teks pelajaran–untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran

 

 

 

24

Ada  pengembangan  berbagai  strategi  membaca

(dalam  kegiatan  membaca  15  menit  dan/atau dalam pembelajaran)

 

 

 

25

Guru   melaksanakan   strategi    literasi   dalam

pembelajaran‖ dalam semua mata pelajaran

 

 

 

26

Sekolah  melibatkan  publik  (orangtua,  alumni,

dan elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah.

 

 

 

27

Sekolah berjejaring dengan pihak eksternal untuk

pengembangan program literasi sekolah dan pengembangan  profesional  warga  sekolah tentang literasi.

 

 

 

 

SUMBER DAYA MANUSIA DAN SARPRAS

No

RINCIAN

JUMLAH

ORANG

JUMLAH

JUDUL

JUMLAH

EKSEMPLAR/BUAH

1

Siswa

 

 

***

 

***

2

Guru (termasuk kepala

sekolah)

 

3

Karyawan

 

4

Buku teks pelajaran

 

***

 

 

5

Buku panduan pendidik

 

 

6

Buku pengayaan

 

 

 

Fiksi

 

 

 

Nonfiksi

 

 

7

Buku referensi

 

 

8

Sumber belajar lain

 

 

9

Langganan media online

(majalah, jurnal, dll.)

 

 

10

Jumlah komputer

 

***

 

11

Jumlah komputer yang

terhubung internet

 

 

Catatan:

1.    Yang bertugas sebagai tenaga perpustakaan adalah

2.    Hotspot: ada/tidak ada (coret salah satu)

3.    Catatan  lain:

4.    Gambar/foto/video kondisi dan kegiatan berliterasi ….

 

 

30


Khusus untuk sarpras (No. 4—9), silakan mencermati ketentuan Permendiknas no 24 tahun

 

2007: (1) Buku teks pelajaran: 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik,ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah; (2) Buku panduan pendidik: 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata   pelajaran   bersangkutan,   ditambah   1   eksemplar/mata   pelajaran/sekolah;   (3)   Buku pengayaan: 870 judul/sekolah, terdiri atas 70% nonfiksi dan30% fiksi.Banyak eksemplar/sekolah minimum: 1000 untuk 3--6 rombongan belajar, 1500 untuk 7--12 rombongan

belajar, 2000 untuk 13--18 rombongan belajar, 2500 untuk 19--24 rombongan belajar; (4) Buku referensi: 20 judul/SMP; (5) Sumber belajar lain: 20 judul/SMP!   Bandingkan dengan Permendikbud No 23 tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal:Satu set buku teks untuk

setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP!.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

31


LAMPIRAN 2  PENGATUR GRAFIS

 

 

 

1.   Aktivasi pengetahuan latar belakang


 

Nama:                   Kelas:       


Tanggal:                 


 

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                    

 

 

Apa yang sudah kamu ketahui sebelumnya?

 

 

KOSAKATA TENTANG TOPIK TERTENTU

 

Guru dan siswa menuliskan sejumlah kosakata (10--15 kata) yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Siswa mencermati kata- kata tersebut dan mengisi tabel berikut ini.

 

........

........

.........

.........

..........

 

........

 

........

 

.........

 

.........

 

..........

 

 

 

 

Kata ini belum

pernah saya dengar sebelumnya

Saya pernah

mendengar kata ini, tapi belum paham/tidak yakin maknanya

Saya tahu definisi

kata ini atau pernah menggunakannya dalam sebuah kalimat

Saya tahu berbagai

makna atau penggunaan kata ini dan dapat memberikan contohnya

 

 

 

 

 

 

 

32


2.   Tabel Prediksi

 

 

 

 

 

Membuat Prediksi

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

 

 

 

Prediksi saya

 

Apa yang sebenarnya terjadi

 

 

 

 

Awal

 

 

 

 

 

 

 

Tengah

 

 

 

 

 

 

 

Akhir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

33


3.   Tahu-Ingin-Pelajari

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut (baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang akan kamu baca (baris I)!Kemudian bacalah teks tersebut!   Jawablah pertanyaan yang sudah kamu

buat sebelumnya untuk menunjukkan hal-hal yang sudah kamu pelajari dalam teks (P)!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tahu

 

 

 

 

 

 

 

Ingin

 

 

 

 

 

 

 

Pelajari

 

 

 

 

34


4.   Tahu-Ingin-Bagaimana

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut (baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang akan kamu baca (baris I)!  Kemudian tuliskan bagaimana caranya kamu akan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang kamu tulis (baris B)!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tahu

 

 

 

 

 

 

 

Ingin

 

 

 

 

 

 

 

Bagaimana

 

 

 

 

35


5.   Tahu-Ingin-Bagaimana-Pelajari

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topic tersebut (baris T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang akan kamu baca (baris I)!   Kemudian tuliskan bagaimana cara kamu akan menjawab pertanyaan- pertanyaan  yang  kamu  tuliskan  (baris  B)!    Setelah  membaca  teks,  tuliskan  jawaban  atas

pertanyaan-pertanyaanmu untuk menunjukkan hal-hal yang telah kamu pelajari (baris P)!

 

 

 

 

 

 

 

 

Tahu

 

 

 

 

Ingin

 

 

 

 

Bagaimana

 

 

 

 

Pelajari

 

 

 

 

 

36


6.   Rantai Peristiwa/Proses

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Urutkan kejadian secara kronologis/proses mengenai terjadinya sesuatu dengan mengisikan kata-

 

kata ke dalam kotak-kotak berikut ini!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

37


7.   Siklus

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Tuliskan  siklus  sebuah  fenomena  alam  dengan  mengisikan  kata-kata  dalam  gambar  panah

 

berikut!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

38


8.         Adik simba (Apa, di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana)

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                    

 

 

Siapa?

TOPIK

Kapan?

Apa?

di Mana?

Mengapa?

Bagaimana?

 

 

 

 

 

 

39


9.   Berpikir-Berpasangan-Berbagi

 


Nama:                         Nama teman saya:


Kelas:       


Tanggal:                 


 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                    

 

 

PERTANYAAN ATAU ISU

APA YANG SAYA PIKIRKAN

APA YANG DIPIKIRKAN TEMAN SAYA

APA YANG AKAN KAMI BAGIKAN DI KELAS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

40


10.       Hubungan Tanya Jawab

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Di Dalam

 

Teks

Di sini

Pikir dan Cari

 

 

 

Jawaban tersurat di dalam teks dan dapat langsung ditemukan di satu bagian.

 

 

 

Jawaban ada di dalam teks, namun informasinya harus dicari di beberapa bagian di dalam teks.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Di Benak

 

Saya

Penulis dan Saya

Pandangan Saya

 

 

 

 

 

 

Jawaban tersirat di dalam teks.

 

Saya harus menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menjawab/memberikan respon.

 

 

 

 

 

 

Jawaban tidak ada di dalam teks. Teks tidak harus dibaca untuk menjawab pertanyaan. Saya menggunakan pengalaman saya sebelumnya untuk memberikan respon.

 

 

 

 

41


11.  Diagram Venn

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                    :

 

 

 

 

 

Tuliskan nama dua hal  yang kamu bandingkan ke  dalam lingkaran di bawah ini!  Tuliskan kata/frasa yang membedakan dua hal tersebut ke dalam bagian yang tidak beririsan! Tuliskan kata/frasa  yang  menunjukkan  kesamaan  di  antara  dua  hal  tersebut  ke  dalam  bagian  yang

beririsan!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

42


12.  Tabel Fakta-Opini

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Tuliskan fakta-fakta yang kamu temukan di dalam teks! Tuliskan pernyataan berbentuk opini yang kamu temukan di dalam teks! Jelaskan darimana kamu tahu bahwa pernyataan tersebut

adalah fakta atau opini!

 

 

Fakta

Dari Mana Saya Tahu

 

 

 

 

 

Opini

Dari Mana Saya Tahu

 

 

 

 

43


 

 

 

13.  Tabel Lima Indra

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Tuliskan kalimat yang memerikan lima indera di dalam teks ke dalam kolom di bawah ini!

 

 

 

 

 

Indra

Kalimat di dalam teks

Perasa

 

Penglihatan

 

Pendengaran

 

Sentuhan

 

Pembau

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

44


14.  CAPTION5

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Carilah gambar atau ilustrasi di dalam teks!. Buatlah caption untuk gambar tersebut! Bila sudah

 

ada caption sebelumnya, buatlah caption baru yang bermakna sama!

 

 

Gambar/ilustrasi tentang:

 

Captionlama:

Captionbaru:

 

 

 

Gambar/ilustrasi tentang:

 

Captionlama:

Caption baru:

 

5Tulisan yang menyertai gambar.

 

45


15.       GAMBAR DENGAN CAPTION

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Carilah informasi di dalam teks yang dapat diubah isinya dalam bentuk gambar atau ilustrasi!

 

Gambarkan hal itu di dalam kotak di bawah ini dan tambahkan caption!

 

 

Informasi tentang:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Caption:

 

 

 

 

 

Informasi tentang:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Caption:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

46


16.       Peta Gagasan Utama dan Penjelas

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Contoh

 

 

 

 

 

Gagasan Penjelas 1               Contoh

 

 

 

 

 

Contoh

 

 

 

 

 

Contoh

 

 

 

 

 

Gagasan Utama

 

Gagasan Penjelas 2

 

Contoh

 

 

 

 

 

Contoh

 

 

 

 

 

Contoh

 

 

 

 

 

Gagasan Penjelas 3               Contoh

 

 

 

 

 

Contoh

 

 

 

 

47


17.       Hubungan Sebab-Akibat

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                    

 

 

 

 

 

 

 

 

Akibat 1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sebab


Akibat 2


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Akibat 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

48


18.       Masalah-solusi

 

 

 

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                   

 

 

Peta Masalah-Solusi ini membantumu mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan

 

berbagai solusi dan kemungkinan hasilnya.

 

 

 

 

 

 

Masalah

Siapa

Apa

Mengapa

 

 

Solusi

 

Alternatif solusi

1.

 

Hasil

1.

 

2.

2.

 

3.

3.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil akhir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

49


19. SQ3R

 

 

Nama:                   Kelas:        Tanggal:                  

 

 

Judul Teks/Materi:                                                                                    

 

 

 

Tuliskan judul dan subjudul dalam teks!

Survey:                                                                                                                             

 

 

 

 

 

 

Question:           Tuliskan pertanyaan "Adik Simba (Apa, di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan bila perlu, Bagaimana) dari topik utama!

 

 

 

 

 

Read:                 Tuliskan jawaban dari pertanyaan yang kamu tulis di atas!

 

 

 

 

 


Recite:


Tuliskan informasi dan frasa penting dari jawaban pertanyaan di atas!


 

 

 

 

 

Review:              Buatlah ringkasan dari setiap paragraf/bagian teks.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

50


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

Abidin, Yunus. 2016. Pembelajaran Multiliterasi: Sebuah Jawaban atas Tantangan Pendidikan

 

Abad ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan. Bandung: Refika Aditama.

 

Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. 2009. A Principal’s Guide to Literacy Instruction. New

 

York: Guilford Press.

 

Depdikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

 

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15

 

Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota.

 

Jakarta.

 

Depdiknas. 2007. PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

 

2007 tentang Standar Sarana dan PrasaranaUntuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

Depdikbud. 2016. Modul Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Guru. Jakarta. Greenleaf, C. dkk. 2011. "Integrating Literacy and Science in Biology: Teaching and Learning

Impacts of Reading Apprenticeship Professional Development." American Educational

 

Research Journal 48 (3): 647-717).

 

Kisyani-Laksono dkk. 2016. Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang

 

Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Dit SMP, Dikdasmen, Kemdikbud.

 

Ming, K. 2012. "10 Content-Area Literacy Strategies for Art, Mathematics, Music, and Physical

 

Education. The Clearing House, 85: 213-220.

 

OECD. 2016. The Survey of Adult Skills: Reader’s Companion. Second Edition

 

Pahl. K, Rowsell, J. 2005. Literacy and Education. London: Paul Chapman Publishing.

 

Pusat Bahasa,  2005.  Seri Glosarium: Glosarium Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan

 

Nasional.

 

Retnaningdyah, Pratiwi dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SMP. Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.

Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016a.Strategi Literasi dalam Pembelajaran

 

 

v


di Sekolah Dasar (Modul Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013). Jakarta.

 

Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016b.Strategi Literasi dalam Pembelajaran di Sekolah

 

Menengah Atas. Jakarta.

 

Robb, L. 2003. Teaching Reading in Social Studies, Science, and Math: Practical Ways to Weave Comprehension Strategies Into Your Content Area Teaching. New York: Scholastic Professional Books.

Toolin, R.E. 2004. "Striking a Balance Between Innovation and Standards: A Study of Teachers Implementing Project-Based Approaches to Teaching Science." Journal of Science Education and Technology 13 (2): 179-187.

Wiedarti, Pangesti. 2016. Literasi Kriminal dalam Gerakan Literasi Sekolah. Dalam Kompas,

 

11 Mei 2016 hlm. 7. Jakarta.

 

Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.

 

Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.

 

Wilson, A.A. and Chavez, K.J. 2014. Reading and Representing Across the Content Areas: A Clasroom Guide. New York:  Teachers College Press, Columbia University.

Word Economic Forum. 2016. What are the 21st-century skills every student needs?.Dalam https://www.weforum.org/agenda/2016/03/21st-century-skills-future-jobs-students/, 10 March

2016.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

vi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Menggunakan Google Classroom Sebagai Kelas Belajar Online

  Masa pandemi Covid-19 saat ini masih berlangsung dan terus mewabah di semua wilayah Indonesia banyak sudah korban berjatuhan, tidak hanya ...