MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI
KAWASAN WILAYAH ASIA TENGGARA MELALUI
MODEL INDEX CARD MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA
SMP NEGERI 2 ANJIRPASAR TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
SARKANI
NIP.
19670322.200012.1.002

PEMERINTAH
KABUPATEN BARITO KUALA
DINAS
PENDIDIKAN
SMP
NEGERI 2 ANJIR PASAR
2018
ABSTRAK
Sarkani 2018. Meningkatkan
hasil Belajar Pembelajaran IPS Melalui Model Index Card Match Dengan Materi Kawaan Asia Tenggara Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Anjir Pasar Tahun Pelajaran
2018/2019
Kata
Kunci
: Hasil belajar, Pembelajaran IPS, Model Index
Card Match
Dalam kegiatan
pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru
dengan mengedepankan keaktifan atau kreativitas peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar. Proses pembelajaran dapat
menarik motivasi dan respon peserta didik untuk
belajar apabila guru
melaksanakan pembelajaran tidak monoton, mampu mengembangkan daya
kreativitas peserta didik, serta
berorientasi pada keberhasilan tujuan. Penelitian bertujuan berupaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik terhadap pembelajaran IPS dengan materi Kawasan Wilayah Asia Tenggara
dengan menggunakan
model pembelajaran Index Card Match.
Penelitian ini menggunakan penelitian
tindakan Kelas. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang berusaha mendapatkan
data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati.
Hasil penelitian
Siklus I diperoleh hasil tes formatif 6,47 dan
ketuntasan belajar klasikal 52,17 %. Siklus II
untuk hasil dari tes formatif rata-rata
nilai yang diperoleh adalah 9,04 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 95,65% menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar yang ingin dicapai
yaitu
80 % dengan model
pembelajaran Index Card Match.
Dengan demikian
meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPS sangat signifikan pabila dilakukan dengan model pembelajaran Index Card Match,
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah subhanahu wa Taala berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, penulisan dan penyusunan hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang berjudul Meningkatkan hasil Belajar Pembelajaran IPS Melalui Model Index Card
Match Dengan
Materi Kawasan Wilayah Asia
Tenggara Pada Peserta Didik Kelas VIIIA
SMP Negeri 2 Anjir Pasar berhasil
diselesaikan.
Hasil
PTK ini ditulis
dan disusun untuk memenuhi tugas pengembangan profesi
yang diwajibkan pada setiap guru dalam rangka meningkatkan profesionalnya dalam
pendidikan dan usul naik pangkat
dilingkangan dinas pendidikan.
Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak
Asmiadi,S.Pd,MM selaku Kepala Sekolah SMPN
2 Anjir Pasar yang telah memberikan arahan
dalam penulisan dan penyusunan
PTK ini.
2.
Rekan-rekan lain
saya di SMP Negeri 2 Anjir
Pasar yang banyak
memberikan
masukan
demi mendapatkan perbaikan dalam pelaksanaan penelitian ini.
3.
Semua peserta didik
kelas VIIIA yang bersedia menjadi objek penelitian tindakan
kelas.
Semoga hasil
penelitian dalam bentuk PTK ini berguna bagi kita semua, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca. Akhirnya, penulis panjatkan doa semoga Allah
Subhanahu Wa Taala memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin Ya
Robbal Alamin.
Anjir Pasar,
Nopember 2018
Sarkani
LEMBAR
PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PEMBELAJARAN
IPS
Judul
Penelitian: Meningkatkan
hasil Belajar Pembelajaran IPS Melalui Model Index Card Match Dengan Materi Kawasan Wilayah Asia Tenggara Pada
Peserta Didik Kelas VIIIA
SMP Negeri 2 Anjir Pasar
1. Peneliti
a.
Nama : Sarkani, M.Pd
b.
NIP :
19670322 200012 1 002
c.
Pangkat/golongan :
Penata TK.I, III/d
d.
Mata pelajaran diampu : IPS
e.
Unit kerja : SMPN 2 Anjir Pasar
2. Lama
penelitian : 3 bulan (Agustus - Oktober
2018)
Anjir Pasar, 21 Maret 2019
Kepala
SMPN 2 Anjir Pasar
Asmiadi,
S.Pd, MM
NIP
19690126 199303 1 005
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN
............................................................................... iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. vi
DAFTAR DIAGRAM
....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN
………………………………………………………. viii
BAB
I PENDAHULUAN
…………………………………………………. 1
A. Latar
Belakang ............. ………………………………………... 1
B. Perumusan
Masalah ……………………………………………. 4
C. Tujuan
Penelitian ……………………………………………… 5
D. Manfaat
Penelitian …………………………………………….. 5
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
………………………………………………. 6
A. Pengertian
IPS …………………………………………………. 6
B. Hasil
Belajar ........ ……………………………………………... 9
C. Model
Index Card Match ..............................................................
11
BAB III
METODE PENELITIAN ………………………………………….. 13
A. Setting
Penelitian .................…………………………………… 13
B. Rencana Tindakan .. ...........…………………………………….. 14
C. Observasi
................................................................................. ..... 16
D. Aspek
Penilaian ....... .................................................................... 17
E. Analisis
Data ............................................................................... 17
F. Indikator
Keberhasilan ………………………………………..... 18
G. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 19
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN …………………… 20
A. Hasil Penelitian ...............................………………………….. 20
B. Pembahasan
..... ……………………………………………….. 37
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
…………………………………… 43
A. Kesimpulan
……………………………………………………..
43
B. Saran
………………………………………………………….... 43
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 45
LAMPIRAN ………………………………………………………………......
47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Indikator
Aktivitas Pembelajaran Guru .............................................. 18
3.2. Indikator Aktivitas Peserta Didik
........................................................ 18
4.1. Aktivitas
Pembelajaran Guru Siklus I Pert. 1...........………………… 21
4.2. Aktivitas
Peserta Didik Siklus I Pert. 1...…………………………… 22
4.3. Aktivitas
Kelompok Siklus I Pert. 1..................................................... 23
4.4. Aktivitas Pembelajaran Guru Siklus I Pert.2
..................................... 25
4.5. Aktivitas
Peserta Didik Siklus I Pert.
2...…………………………… 26
4.6. Aktifitas
Kelompok Siklus I Pert. 2..................................................... 27
4.7.
Hasil Belajar Siklus
I .........……………………………………........ 27
4.8. Aktifitas
Pembelajaran Guru Siklus II Pert. 3...........………………… 32
4.9. Aktifitas
Peserta Didik Siklus II
Pert. 3...…………………………… 33
4.10. Aktifitas
Kelompok Siklus II Pert. 3..................................................... 33
4.11. Hasil
Belajar Siklus II .........……………………………………........ 35
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1
Ketuntasan belajar Klasikal
Siklus I ................................................... 28
4.2
Ketuntasan belajar klasikal siklus II ................................................... 36
4.3 Aktifitas Pembelajaran Guru
.............................................................. 38
4.4 Aktifitas Peserta Didik ....................................................................... 39
4.5 Aktifitas Kelompok
............................................................................ 40
4.6 Hasil Belajar
....................................................................................... 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Surat Izin Penelitian
.................................................................... 48
2.
Surat Melaksanakan Penelitian
................................................... 49
3.
Surat Izin Seminar
......................................................................
50
4.
Surat Melaksanakan
Seminar ......................................................
51
5.
Surat Keterangan
Perpustakaan ...................................................
52
6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
………………………………. 53
7.
Soal Tes formatif
........................................................................
58
8.
Lembar Observasi
Kegiatan Pembelajaran Guru …………………. 59
9.
Lembar Observasi
Kegiatan Peserta Didik ……………………….. 60
10. Lembar
Observasi Kegiatan Kelompok …………………………… 61
11. Foto-foto kegiatan …………………………………....................... 62
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Indonesia sebagai sebuah negara harus
dibangun dalam pondasi pendidikan, konsekuensi ini sejalan dengan landasan
yuridis konstitusional dalam amanat yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
alenia IV yang berbunyi : “… Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”, ini merupakan tujuan nasional pendidikan.
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha
mencerdaskan dan membudayakan manusia karena manusia merupakan pribadi yang
utuh dan kompleks sehingga sulit dipenuhi secara maksimal. Perkembangan
masyarakat dan ilmu pengetahuan memaksa dunia pendidikan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan tersebut. Oleh karena itu, berbagai upaya telah ditempuh untuk melakukan pembaharuan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan harapan
supaya terbentuk manusia yang mampu menghadapi dan mengantisipasi tantangan
pembangunan di masa yang akan datang.
Hal
tersebut kemudian dilihat pada yuridiksi Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005
Bab IV Pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Mengingat pentingnya
pembelajaran IPS, peserta didik yang
merupakan tunas dan harapan bangsa sudah semestinya sejak dini dilatih untuk
merasa akrab dan menyukainya. Namun pada kenyataannya sekarang ini tidak jarang
peserta didik kurang berminat terhadap mata pelajaran ini. Hal ini disebabkan
kurangnya penguasaan peserta didik terhadap konsep yang diterima di sekolah.
Oleh karena itu dalam
kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan
oleh guru dengan mengedepankan keaktifan atau kreativitas peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut Munandar, (Trianto, 2010: 168), memberikan alasan bahwa kreativitas pada anak
perlu dikembangkan karena:
“…
dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya; sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah; memberikan
keputusan kepada individu; dan memungkinkan meningkatkan hidupnya”.
Sementara
menurut Kunandar, (2011: 168) mengatakan, “aktivitas peserta didik adalah
keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar
dengan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut”. Peningkatan aktivitas peserta
didik, yaitu meningkatnya jumlah peserta didik yang terlibat aktif belajar,
meningkatnya jumlah peserta didik yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah
peserta didik yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran.
Pembelajaran merupakan jalan yang harus
ditempuh oleh seorang pelajar, untuk mengerti suatu hal yang sebenarnya tidak
diketahui. Seorang yang melakukan kegiatan belajar dapat disebut telah mengerti
suatu hal bila ia juga dapat menerapkan apa yang ia pelajarai. Menurut Sanjaya,
(2010: 139-140), kegiatan yang dapat dilakukan guru, diantaranya adalah:
1) Mengemukakan
berbagai alternatif tujuan pembelajaran
yang harus dicapai sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai.
2) Memberikan
informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Dengan pemberian
rencana pembelajaran, maka peserta didik akan semakin paham apa yang harus
dilakukan.
3)
Membantu peserta didik dalam menarik
suatu kesimpulan.
Proses pembelajaran dapat
menarik motivasi dan respon peserta didik untuk
belajar apabila guru
melaksanakan pembelajaran tidak monoton, mampu mengembangkan daya
kreativitas peserta didik, serta
berorientasi pada keberhasilan tujuan. Kenyataan yang terjadi adalah guru pada
proses pembelajaran kebanyakan hanya
menggunakan ceramah dan tanyajawab, akibatnya pembelajaran terkesan membosankan
bagi peserta didik. Kondisi
ini berakibat pada
rendahnya aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran IPS sehingga hasil belajar peserta didik masih rendah.
Berdasarkan
hasil observasi di SMPN 2 Anjir Pasar menunjukkan bahwa pembelajaran IPS sampai
saat ini masih belum maksimal untuk
meningkatkan hasil belajar peserta
didik, ini dapat dilihat antara lain sebagai berikut:
1)
Pembelajaran IPS untuk Kurtilas masih belum maksimal diaplikasikan guru,
sehingga membuat peserta didik masih
kurang aktif dalam proses pembelajaran .
2)
Penyajian materi yang komprehensif menjadikan
peserta didik dalam proses
pembelajaran terlihat masih belum fokus
terhadap materi pelajaran.
Nilai
minimal yang harus dicapai dalam pembelajaran IPS adalah 75. Dari hasil evaluasi terakhir (UAS tahun ajaran 2016-2017) ketuntasan secara
klasikal adalah 60 % sehingga diperlukan mengikuti program remedial untuk
menuntaskan.
Peningkatan peserta didik dalam
pembelajaran dapat diupayakan
guru dengan melaksanakan
model pembelajaran yang
menarik. Pembelajaran dalam
bentuk permainan menjadi
pilihan yang tepat
untuk memecahkan permasalahan
tersebut. Hal inilah
yang mendorong peneliti menggunakan
model pembelajaran Index Card Match
(Mencari Pasangan) untuk meningkatkan hasil
belajar
peserta didik dalam belajar.
Berdasarkan
permasalahan tersebut di atas yaitu masih rendahnya hasil belajar peserta didik
kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Anjir
Pasar dan perlu diteliti, karena apabila tidak akan menimbulkan dampak terhadap
peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktivitas guru
dengan model pembelajaran Index Card
Match dapat
meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Anjir
Pasar?
2. Bagaimana aktivitas peserta
didik dengan model
pembelajaran Index Card
Match dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA di SMPN 2
Anjir Pasar?
3. Bagaimana Hasil belajar
peserta didik kelas VIIIA melalui model pembelajaran
Index Card Match?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui :
1. Aktivitas guru dengan model
pembelajaran Index Card Match dalam
meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Anjir
Pasar
2. Aktivitas peserta didik dengan
model pembelajaran Index Card Match dalam
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA di SMP Negeri 2
Anjir
Pasar.
3.
Hasil belajar peserta didik kelas VIIIA di SMP Negeri 2 Anjir Pasar.
D.
Manfaat Penelitian
Guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran,
yang pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar IPS karena peserta didik
mendapatkan pengalaman berharga dengan aktif dalam proses pembelajaran. Hasilnya merupakan sumbangan
bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran
di sekolah sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat pada sekolah.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran IPS
Menurut Udin.S.Winataputra (2008:40)
istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk pertama kali muncul dalam Seminar
Nasional tentang Civic Education
tahun 1972 di Tawangmangu Solo. Menurut laporan hasil seminar tersebut ada tiga
istilah yang muncul dan digunakan secara
bertukar-pakai, yakni “ Pengetahuan Sosial, Studi Sosial, dan Ilmu Pengetahuan
sosial”, yang diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih
dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan
agar masalah-masalah sosial itu dapat dipahami peserta didik. Dengan demikian
peserta didik akan dapat meghadapi dan memecahkan masalah sosial sehari-hari.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(PIPS) telah menjadi bagian dari wacana kurikulum sistem pendidikan Indonesia.
PIPS merupakan program pendidikan sosial pada jalur pendidikan sekolah dan luar
sekolah yang mencakup mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn); IPS
terpadu di sekolah SD/MI dan Paket A Luar Sekolah; IPS terkolerasi di SMP/MTs
dan Paket B Luar Sekolah yang di dalamnya mencakup materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi; dan IPS terpisah di SMU/MA yang terdiri dari atas mata
pelajaran geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, ekonomi dan tata Negara.
Definisi
IPS menurut National Council for Social
Studies (Winataputra, 2008: 9) mendifisikan IPS sebagai berikut:
“social
studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic
competence. Yhe school program, social studies provides coordinated, systematic
study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography,
history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and
sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and
natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people
develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good
as citizen of a culturally diverse, democratic society in an interdependent
world”.
"Ilmu sosial adalah studi terintegrasi dari ilmu pengetahuan dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi kewarganegaraan.
Program sekolah, studi sosial menyediakan
terkoordinasi, gambar studi sistematis pada disiplin
ilmu seperti antropologi, ekonomi,
geografi, sejarah, hukum, filsafat,
ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta konten
yang sesuai dari humaniora, matematika,
dan ilmu alam. Tujuan
utama penelitian sosial adalah
untuk membantu kaum muda mengembangkan
kemampuan untuk membuat keputusan informasi
dan beralasan untuk kepentingan
publik sebagai warga negara
dari beragam budaya, masyarakat demokratis di dunia yang saling tergantung ".
Pada
dasarnya Mulyono Tj. (Andrayoung, 2010:2) memberi batasan IPS adalah merupakan
suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary
Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari
berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi
sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih
ditegaskan lagi oleh Trianto (2007:124) IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang
ilmu-ilmu sosial.
Nu’man Soemantri (Swastika,
2011:1) menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan
untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a)
menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di
universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa
siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka
cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran
yang mudah dicerna.
Konsep
IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun
1972-1973, yakni dalam Kurikulum Proyek Perintis Pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung. Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian memberi inpirasi terhadap Kurikulum 1975 dan
kurikulum selanjutnya.
Bila
disimak dari perkembangan pemikiran pendidikan IPS yang terwujud dalam kurikulum
sampai dengan sekarang ini, pendidikan IPS di Indonesia mempunyai dua konsep
pendidikan IPS, yakni; pertama, pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi citizenship transmission dalam bentuk
mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn) dan Sejarah Nasional; kedua,
pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi social
studies dalam bentuk pendidikan IPS terpisah dari SMU, yang terkonfederasi
di SMP, dan yang terintegrasi di SD (Winataputra, 2008:44).
Dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini pendidikan IPS untuk
jenjang SMP dan MTs dilaksanakan
pembelajaran IPS secara terpadu atau IPS terpadu dengan
pendekatan tematik dalam setiap kegiatan pembelajarannya. Hal ini sependapat
dengan Tim IKIP Surabaya (Swastika, 2011:1) mengemukakan
bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan
membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship
hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya
harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah
terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.
IPS bukan ilmu sosial dan
pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada
pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi
aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan
masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam
lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi
atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di
masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari
IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa
lampau umat manusia.
B. Hasil Belajar
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
peserta didik dalam menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajarinya
diperlukan suatu alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan peserta didik terhadap penguasaan bahan pelajaran adalah berupa
tes. Hasil belajar merupakan suatu ukuran berhasil tidaknya seorang peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar yang diperoleh oleh seorang
peserta didik dapat menjadi indicator tentang batas kemampuan, kesanggupaan,
penguasaan seseorang tentang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap atau nilai
yang dimiliki peserta didik dalam suatu pelajaran
Menurut
Dimyati dkk (2009:200) bahwa hasil belajar merupakan penilaian atau pengukuran
keberhasilan belajar yang tujuan umumnya yaitu untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan
pembelajaran. Sementara ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
peserta didik menurut Taksomi Bloom secara umum diklasifikasikan menjadi tiga,
yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Dimyati dkk,
2009:201).
Mansyur
et al. (2009:5) menyatakan: “Dalam setiap aktivitas kegiatan evaluasi selalu
menjadi bagian yang sangat krusial untuk menentukan apakah aktivitas yang telah
dilakukan berhasil atau tidak. Oleh karena itu, seyogyanya kegiatan evaluasi
harus dilakukan secara terencana, terprogram, dan terpercaya.
Secara
lebih mendalam Nitko & Brookhar (2007) mendefinisikan evaluasi sebagai
berikut: “Suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil
karya peserta didik”. Fokus evaluasi dalam konteks ini adalah individu yaitu
prestasi yang dicapai kelompok peserta didik atau kelas. Sudut pandang ini
melihat bahwa evaluasi merupakan suatu proses penentuan sejauh mana tujuan
pendidikan telah dicapai.
Agus
(2009:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Merujuk pemikiran Gagne (Agus, 2009:5-6), hasil belajar berupa:
a. Infomasi
verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing, yang terdiri
dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan konsep-konsep keilmuan.
c. Strategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya
sendiri.
d. Keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
kordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap,
merupakan kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai, serta
sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
C. Model Pembelajaran Index Card Match
1.
Pengertian
Menurut Hisyam Zaini (2008:67) model
pembelajaran Index Card Match ini
adalah strategi pembelajaran yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulang
materi yang telah diberikan sebelumnya atau materi baru yang diajarkan.
2.
Langkah-langkah model pembelajaran Index
Card Match
1.
Buatlah potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.
2.
Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi 2 bagian yang sama.
3.
Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada
setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi 1
pertanyaan.
4.
Pada separo kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan yang tadi dibuat.
5.
Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
6.
Beri setiap peserta didik 1 kertas. Separo peserta didik akan
mendapatkan
soal dan separo yang lain akan mendapatkan jawaban.
7.
Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah
menemukan pasangan, diminta mereka duduk berdekatan dan jangan
memberitahukan kepada orang lain.
8.
Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan,
minta setiap pasangan untuk membacakan soal dan jawaban dengan keras
kepada teman lainnya.
9.
Akhiri proses ini dengan membuat klarafikasi dan kesimpulan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Anjir Pasar yang
terletak di Jalan Trans Kalimantan Km. 18 Desa Gandaria Rt. 01 Kecamatan Anjir
Pasar Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester
ganjil tahun pelajaran 2018/2019 yang dimulai dari bulan Agustus 2018 sampai
dengan bulan Oktober 2018. Penentuan penelitian PTK ini sudah mengacu pada
kalender akademik 2018/2019.
3. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian adalah
:
1.
Guru : Pengajar yang mengajar
mata pelajaran IPS di kelas
VIIIA
SMP Negeri 2 Anjir Pasar
2.
Peserta Didik : Anak-anak yang duduk di kelas VIIIA
SMP Negeri 2
Anjir Pasar
berjumlah 19 orang, laki-laki 10 orang dan
perempuan 9 orang
3. Hasil belajar : Hasil
penilaian yang diperoleh oleh peserta didik
setelah menjawab soal tes formatif pada akhir
pelajaran.
B.
Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan
dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua
kali tatap muka
atau pertemuan.
Pada tiap pertemuan
dalam siklus
diawali dengan perencanaan, Pelaksanaan tindakan,
observasi dan diakhiri
dengan refleksi, hingga
diperoleh sebuah “refleksi
final” atau kesimpulan
sementara pada siklus
terakhir.

Adapun siklus penelitian yang dilakukan sebagai
berikut :
1. Siklus I
a) Perencanaan
1) Merencanakan pembelajaran dengan membuat Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan dan membuat kartu soal dan kartu jawaban
2) Menyiapkan soal evaluasi untuk siklus I.
3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik yang
meliputi interaksi
antar peserta didik dan interaksi peserta didik
dengan guru.
b) Pelaksanaan
Tindakan
1) Pembelajaran di mulai dengan salam.
2) Guru mengadakan presensi terhadap kehadiran
peserta didik.
3) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang
pembelajaran yang
akan dilakukan
yaitu dengan menggunakan media gambar.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
peserta didik dapat
mengetahui materi yang akan diajarkan.
5) Guru menyampaikan materi pelajaran.
6) Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan
kelompoknya
masing-masing yang telah ditentukan .
7) Guru membagi gambar kepada masing-masing kelompok untuk
didiskusikan bersama kelompoknya.
8) Peserta didik melakukan diskusi dengan
kelompoknya sampai semua
anggota kelompok mengerti dari apa yang telah didiskusikan.
9) Guru tetap memberikan bimbingan terhadap peserta
didik untuk
berdiskusi
dalam kelompoknya menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
10) Guru mengambil
kartu bergambar pada setiap kelompok kemudian
diacak
11)
Guru bersama peserta didik mulai
melaksanakan permainan kartu
berpasangan
sebanyak 3 babak.
12)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
atau mengemukakan pendapat.
13) Melaksanakan evaluasi kepada peserta didik setiap
siklus
c)
Pengamatan
Peneliti bersama kolaborator saling
memberi masukan dalam mengamati aktivitas peserta didik dalam kegiatan yang
terkait dengan pembelajaran IPS
sesuai dengan lembar observasi yang telah disiapkan.
d) Refleksi
1)
Menganalisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahapan-tahapan
dalam siklus I, yang dilakukan segera
setelah pelaksanaan tindakan
dan pengamatan.
2)
Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus
II.
2.
Siklus
II
Pelaksanaan
siklus II pada dasarnya hasil refleksi dari siklus I, dimana dilakukan tindakan
yang masih dianggap kurang, belum maksimal maka diperbaiki pada siklus II.
C.
Observasi
Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, aktivitas
guru dan siswa diamati,
dicatat dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
Observasi dilaksanakan oleh
rekan sejawat yang
bertindak sebagai pengamat
/ Observer, selama
tindakan kelas dilaksananakan. Kegiatan
observer melakukan pengamatan
terhadap aktivitas siswa
dan aktivitas
guru, selain itu juga diamati
sejauh mana efektifitas penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam
kegiatan pembelajaran.
D.
Aspek Penilaian
Penelitian ini
bertujuan mengetahui seberapa
efektif model pembelajaran Index Card Match divariasikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPS, khususnya untuk
materi Kawasan Asia Tenggara.
Aspek
utama yang menjadi bahan penilaian
adalah:
1. Keaktifan guru dalam pembelajaran.
2. Keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
3. Hasil belajar dari tes formatif
E. Analisis Data
Data
dari hasil observasi dan data kuantitatif dari tes hasil belajar dianalisis menggunakan teknik statistik
sederhana, yakni dengan memperhatikan prosentase ( %) ketuntasan
secara individual dan klasikal.
F.
Indikator Keberhasilan
Penelitian ini
dikatakan berhasil apabila
memenuhi indikator-indikator sebagai berikut:
(1)
Aktifitas guru dalam pembelajaran minimal
dapat mencapai katagori
pelaksanaan
cukup aktif. Adapun rumus yang digunakan di dalam adalah
Jarak pengukuran (R) i = Jumlah interval
sebagai berikut :
![]()
Tabel. 3.1 Indikator aktivitas guru
|
No |
Kriteria |
Kategori |
|
1 |
43 - 51 |
Sangat Aktif |
|
2 |
35 - 43 |
Aktif |
|
3 |
26 - 34 |
Cukup Aktif |
|
4 |
17 - 25 |
Tidak Aktif |
Di adaptasinya dari Ngalim Purwanto (2004 : 112).
(2)
Aktivitas
belajar menunjukkan siswa yang diamati dengan katagori cukup
Aktif. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.2 Indikator aktivitas peserta didik
|
No |
Kriteria |
Kategori |
|
1 |
19 -22 |
Sangat Aktif |
|
2 |
15 - 18 |
Aktif |
|
3 |
11 - 14 |
Cukup Aktif |
|
4 |
7 - 10 |
Tidak Aktif |
Di adaptasinya dari Ngalim Purwanto (2004 : 112).
(3) Hasil belajar
siswa, yaitu hasil penguasaan materi mencapai KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 70
dengan ketuntasan klasikal 80%.
Adapun rumus
yang digunakan di dalam ketuntasan belajar adalah sebagai berikut :
a)
Ketuntasan
secara individu
Nilai =
x 100%
Di
adaptasinya dari Ngalim Purwanto (2004 : 102).
b)
Ketuntasan secara
klasikal
Untuk menghitung presentasi ketuntasan
belajar siswa secara klasikal
digunakan
rumus sebagai berikut :
Nilai
=
x 100%
Di adaptasi dari Ngalim Purwanto (2004:102).
G. Hipotesis
Tindakan
Hasil belajar IPS dengan materi Kawasan Asia Tenggara
dapat meningkat melalui model pembelajaran pembelajaran
Index Card Match.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Pelaksanaan
Siklus I
a.
Pertemuan Pertama
1) Persiapan Tindakan
Berdasarkan
masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya
hasil belajar peserta didik terhadap pembelajaran IPS, maka
peneliti mengambil tindakan pemecahan masalah yang dipandang tepat yaitu
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match.
Kegiatan
perencanaan yang dilakukan antara lain:
1)
Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2)
Menyiapkan lembar
observasi Kegiatan Belajar Mengajar
3)
Menyiapkan kartu bergambar Peserta didik.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Kamis,
9 Agustus 2018, Pada siklus I, pertemuan pertama ini
rancangan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match. Selama
pembelajaran dilakukan evaluasi proses. Alokasi
waktu untuk setiap pertemuan adalah 2
x 40 menit (dua jam pelajaran ).
Pada akhir dari proses pembelajaran dilakukan
pendalaman materi dengan cara tanya jawab kemudian menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan peserta didik.
3)
Observasi
(a)
Aktifitas
Pembelajaran Guru
Tabel 4.1 : Observasi aktifitas
pembelajaran guru
|
No |
Kegiatan Belajar Mengajar |
Skor |
Cat. |
||||
|
3 |
2 |
1 |
|||||
|
A |
Pendahuluan |
||||||
|
1 |
Membuka pelajaran
dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Apersepsi/motivasi/pre
test |
|
v |
|
|
||
|
3 |
Menyebutkan dan Menuliskan tema/judul |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menyebutkan dan
menuliskan tujuan Pel. |
|
|
v |
|
||
|
B |
Kegiatan Inti |
||||||
|
1 |
Persiapan
materi pembelajaran |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Penyajian
materi sesuai urutan |
|
v |
|
|
||
|
3 |
Metode dan
model sesuai materi |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Penggunaan
alat bantu/peraga |
v |
|
|
|
||
|
5 |
Pengelolaan
kelas |
|
v |
|
|
||
|
6 |
Bimbingan pada
peserta didik |
|
v |
|
|
||
|
7 |
Memberi
kesempatan bertanya jawab |
|
|
v |
|
||
|
8 |
Pengg. Bhs.
Indonesia |
v |
|
|
|
||
|
9 |
Pengem.Ketramp.peserta
didik |
|
|
v |
|
||
|
C |
Penutup |
||||||
|
1 |
Membuat
kesimpulan |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Pemberian
tugas |
v |
|
|
|
||
|
3 |
PBM sesuai
alokasi waktu |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menutup pelajaran dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
Total skor yang
diperoleh |
24 |
12 |
3 |
∑39 |
|||
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran IPS untuk pertemuan pertama diketahui
bahwa tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru
dalam RPP sebagian sudah
dilaksanakan sesuai dengan lembar format observasi yang telah ditetapkan. Cara
dan gaya penyampaian materi oleh guru sudah baik, karena dalam penjelasan
menggunakan alat peraga atau bantu, kemudian dalam tahapan pembagian kelompok
sudah memenuhi kondisi belajar, sehingga peserta didik sudah siap dengan model Index Card Match yang ditetapkan. Aktifitas guru dalam KBM pertemuan pertama termasuk dalam
kriteria nilai 35 – 43 dengan kategori cukup aktif.
(b)
Aktifitas Pembelajaran
Peserta Didik
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS untuk siklus I ditunjukkan pada tabel
4.2 sebagai berikut
Tabel 4.2 : Observasi aktifitas peserta didik
|
No |
Kegiatan
Peserta Didik |
Nilai |
|
|||
|
1 |
2 |
3 |
Ttl |
|||
|
1 |
Antusias mengikuti pelajaran |
|
v |
|
|
|
|
2 |
Menyimak ketika guru memberi
pelajaran |
|
|
v |
|
|
|
3 |
Mengajukan pertanyaan pada saat
yang tepat |
v |
|
|
|
|
|
4 |
Tidak canggung mengajukan
pertanyaan |
|
|
v |
|
|
|
5 |
Melakukan aktivitas dalam
pembelajaran |
|
|
v |
|
|
|
6 |
Menunjukkan keinginan dalam
belajar |
|
v |
|
|
|
|
7 |
Berbahasa baik dan benar |
|
|
v |
|
|
|
Jumlah
nilai diperoleh |
1 |
4 |
12 |
∑ 17 |
||
Berdasarkan
data dari tabel 4.2
menunjukkan bahwa aktifitas
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung aktif, dimana perolehan nilai skor 17, berada pada kriteria rentang nilai 15 - 18 dengan
kategori aktif.
(c)
Aktifitas
Pembelajaran Kelompok
Dari
pengamatan aplikasi model pembelajaran pada
mata pelajaran IPS untuk pertemuan pertama ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 : Observasi aktifitas Kelompok
|
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor |
|||||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||
|
1 |
Persiapan
belajar |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
2 |
Aktivitas
dalam kelompok |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
3 |
Partisipasi
anggota |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
4 |
Ketuntasan
belajar |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
|
Jumlah |
12 |
12 |
12 |
12 |
12 |
12 |
|
|
Rata-rata |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
Berdasarkan
data dari tabel 4.3.
Enam kelompok yang diamati berdasarkan aspek yang dinilai
diperoleh rata-rata nilai skor termasuk dalam kriteria 3,0 – 3,9 dengan
kategori aktif. Berarti menunjukkan bahwa aktifitas peserta didik dalam kelompok berlangsung
aktif.
b.
Pertemuan Kedua
1)
Persiapan
Tindakan
Berdasarkan
pertemuan pertama sudah dapat terlihat kemampuan peserta
didik dalam memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran Index Card Match baik individu maupun kelompok, maka materi berikutnya dilanjutkan
lagi pada pertemuan kedua.
Kegiatan
perencanaan yang dilakukan antara lain:
1)
Menyiapkan Kartu bergambar untuk
Peserta didik.
2)
Menyiapkan lembar
observasi kegiatan peserta didik
3)
Menyiapkan lembar
kerja
4)
Membuat evaluasi dalam bentuk tes formatif
2)
Pelaksanaan
Tindakan
Pada siklus I pertemuan pertama belum tercapai maka
dilaksanakan pertemuan kedua pada
hari Selasa, 14 Agustus 2018, Pada siklus I, pertemuan kedua
ini rancangan pembelajaran mengulang
materi pada pertemuan pertama yang masih belum dipahami oleh peserta didik dengan
menerapkan model pembelajaran
Index Card Match. Setelah
pembelajaran dilakukan melalui evaluasi hasil belajar dalam bentuk tes formatif.
Alokasi waktu untuk setiap pertemuan adalah 2
x 40 menit (dua jam pelajaran ).
3)
Observasi
a)
Aktivitas Pembelajaran Guru
Tabel 4.4 : Observasi aktifitas
pembelajaran guru
|
No |
Kegiatan Belajar Mengajar |
Skor |
Cat. |
||||
|
3 |
2 |
1 |
|||||
|
A |
Pendahuluan |
||||||
|
1 |
Membuka pelajaran
dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Apersepsi/motivasi/pre
test |
|
v |
|
|
||
|
3 |
Menyebutkan dan Menuliskan tema/judul |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menyebutkan dan menuliskan
tujuan Pel. |
|
|
v |
|
||
|
B |
Kegiatan Inti |
||||||
|
1 |
Persiapan
materi pembelajaran |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Penyajian
materi sesuai urutan |
|
v |
|
|
||
|
3 |
Metode dan
model sesuai materi |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Penggunaan
alat bantu/peraga |
v |
|
|
|
||
|
5 |
Pengelolaan
kelas |
|
v |
|
|
||
|
6 |
Bimbingan pada
peserta didik |
|
v |
|
|
||
|
7 |
Memberi
kesempatan bertanya jawab |
|
|
v |
|
||
|
8 |
Pengg. Bhs.
Indonesia |
v |
|
|
|
||
|
9 |
Pengem.Ketramp.peserta
didik |
|
|
v |
|
||
|
C |
Penutup |
||||||
|
1 |
Membuat
kesimpulan |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Pemberian
tugas |
v |
|
|
|
||
|
3 |
PBM sesuai
alokasi waktu |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menutup pelajaran dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
Total skor yang
diperoleh |
24 |
12 |
3 |
∑39 |
|||
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran IPS untuk pertemuan kedua diketahui bahwa
tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru dalam
RPP sebagian sudah dilaksanakan
sesuai dengan lembar format observasi yang telah ditetapkan. Cara dan gaya
penyampaian materi oleh guru sudah baik, karena dalam penjelasan menggunakan
alat peraga atau bantu, kemudian dalam tahapan pembagian kelompok sudah
memenuhi kondisi belajar, sehingga peserta didik sudah siap dengan model Index Card Match yang ditetapkan. Aktifitas guru dalam KBM pertemuan pertama termasuk dalam
kriteria nilai 35 – 43 dengan kategori cukup aktif.
b)
Aktifitas Pembelajaran
Peserta Didik
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS untuk siklus I ditunjukkan pada tabel
4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Observasi aktifitas peserta didik
|
No |
Kegiatan
Peserta Didik |
Nilai |
|
|||
|
1 |
2 |
3 |
Cat. |
|||
|
1 |
Antusias mengikuti pelajaran |
|
v |
|
|
|
|
2 |
Menyimak ketika guru memberi
pelajaran |
|
|
v |
|
|
|
3 |
Mengajukan pertanyaan pada saat
yang tepat |
v |
|
|
|
|
|
4 |
Tidak canggung mengajukan
pertanyaan |
|
|
v |
|
|
|
5 |
Melakukan aktivitas dalam
pembelajaran |
|
|
v |
|
|
|
6 |
Menunjukkan keinginan dalam
belajar |
|
v |
|
|
|
|
7 |
Berbahasa baik dan benar |
|
|
v |
|
|
|
Jumlah nilai diperoleh |
1 |
4 |
12 |
∑ 17 |
||
Berdasarkan
data dari tabel 4.5
menunjukkan bahwa aktifitas
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung aktif, dimana perolehan nilai skor 17, berada pada kriteria rentang nilai 15 - 18 dengan
kategori aktif.
c)
Aktifitas
Pembelajaran Kelompok
Dari
pengamatan pertemuan kedua
ditunjukkan pada tabel 4.6
sebagai berikut :
Tabel 4.6 : Observasi aktifitas Kelompok
|
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor |
|||||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||
|
1 |
Persiapan
belajar |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
2 |
Aktivitas
dalam kelompok |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
3 |
Partisipasi
anggota |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
4 |
Ketuntasan
belajar |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
|
Jumlah |
12 |
12 |
12 |
12 |
12 |
12 |
|
|
Rata-rata |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
Berdasarkan
data dari tabel 4.6, enam kelompok
yang diamati berdasarkan aspek yang dinilai diperoleh rata-rata nilai skor
termasuk dalam kriteria 3,0 – 3,9 dengan kategori aktif. Berarti menunjukkan
bahwa aktifitas peserta didik dalam kelompok berlangsung
aktif.
(c)
Hasil Belajar Peserta didik
Hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel
4.7 dalam pertemuan kedua adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 : Nilai tes formatif siklus I pertemuan kedua
|
No |
Rentang
nilai |
f |
Ketuntasan |
Persen |
|
1 |
10 |
- |
- |
- |
|
2 |
9 |
1 |
Tuntas |
4,34 |
|
3 |
8 |
2 |
Tuntas |
8,69 |
|
4 |
7 |
9 |
Tuntas |
39,13 |
|
5 |
6 |
6 |
Tidak Tuntas |
26,07 |
|
6 |
5 |
5 |
Tidak Tuntas |
21,74 |
|
Jumlah |
23 |
|
100 |
|
|
Rata-rata |
6,47 |
|||
Berdasarkan
tabel 4.7 dapat dilihat bahwa
hasil tes formatif pertemuan kedua untuk
peserta didik kelas VIIIA
yang memperoleh nilai 9 sebanyak 1
orang (4,34%), nilai 8 sebanyak 2 orang (8,69%), nilai 7 sebanyak 9 orang (39,13%), nilai 6 sebanyak 6 orang (26,07%), dan nilai 5
sebanyak 5
orang (21,74%). Rata-rata nilai tes formatif diperoleh
nilai 6,47 masih
berada di bawah nilai 7,00 yang ditetapkan KKM.
Sementara ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.1 : Ketuntasan belajar klasikal peserta
didik
Berdasarkan hasil analisis dari hasil
belajar peserta didik pada pertemuan
kedua siklus I diketahui bahwa dari 23 orang peserta didik
yang mengikuti test formatif diperoleh (52,17%) atau 12 orang peserta didik
yang mendapat nilai setara dan di
atas KKM dan (47,82%) atau 11 orang mendapat nilai di bawah KKM.
4)
Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi pada pertemuan pertama
dan kedua siklus I, yang sudah dilaksanakan dengan
model pembelajaran Index Card Match ditemukan
hal-hal sebagai berikut :
1)
Aktifitas guru
dalam KBM pertemuan pertama termasuk dalam kriteria nilai 35 – 43 dengan
kategori cukup aktif.
2)
Aktifitas
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung aktif, dimana perolehan nilai skor 17, berada pada kriteria rentang
nilai 15 - 18 dengan kategori aktif.
3)
Diperoleh rata-rata
nilai skor termasuk dalam kriteria 3,0 – 3,9 dengan kategori aktif. Berarti menunjukkan
bahwa aktifitas peserta didik dalam kelompok berlangsung
aktif.
4)
Dari nilai hasil belajar peserta
didik diperoleh rata-rata nilai
adalah 6,47 dan ketuntasan klasikal sebesar 52,17%. Hal ini belum memenuhi
dari standar kompetensi, yaitu sekurang-kurangnya 80% dari keseluruhan peserta
didik yang mencapai nilai KKM, yaitu untuk pelajaran
IPS
7,00.
Dengan
rata-rata hasil test formatif peserta didik 6,47
dan persentasi ketuntasan belajar klasikal sebesar 52,17% tersebut menunjukkan
tidak tercapainya nilai KKM dan ketuntasan
belajar
yang ingin dicapai yaitu 80 % dengan model pembelajaran Index Card Match pada siklus I.
Berdasarkan hasil temuan di
atas maka strategi pembelajaran Index Card Match yang awalnya di laksanakan sesuai dengan prosedur untuk
pertemuan (siklus II) berikutnya lebih disempurnakan lagi baik cara
permainannya maupun tingkat kesulitan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam
kartu, sehingga nantinya akan memudahkan anak dengan cepat menjawab pertanyaan
yang diberikan dan memasangkannya dengan kawan yang lain, karena sifat pertanyaan
dalam pembelajaran ini tergantung waktu yang telah disediakan.
Pencarian kartu berpasangan lebih
diperbanyak agar banyak kesempatan untuk membantu kelompoknya dalam menjawab
pertanyaan, dengan demikian akan tercapai kekompakan dan kesempatan mendapat
nilai untuk kelompoknya.
Waktu untuk mencari pasangan
antara pertanyaan dan jawaban dalam pembelajaranpun lebih diperpanjang
durasinya, pada siklus I hanya 15 detik menjadi 30 detik pada siklus II agar
baik guru maupun peserta didik lebih lama dan banyak waktu untuk merasakan
ramai dan asiknya pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match ini.
2.
Pelaksanaan Siklus II
a. Pertemuan
Ketiga
1) Persiapan Tindakan
Kegiatan
perencanaan pada siklus II pertemuan ketiga
ini dilaksanakan berdasarkan temuan-temuan dari refleksi siklus I. Diharapkan
dalam pertemuan ketiga ini aktifitas pembelajaran akan lebih baik,
kegiatan perencanaan
yang dilakukan antara lain:
1)
Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2)
Menyiapkan Lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar
3)
Menyiapkan kartu
bergambar
2) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ketiga dilaksanakan
pada hari Kamis,
23 Agustus 2018, Pada siklus II, pertemuan ketiga
ini rancangan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Index Card Match. Selama
pembelajaran dilakukan melalui evaluasi proses. Alokasi waktu untuk
setiap pertemuan adalah 2 x 40 menit (dua
jam pelajaran ).
Pada akhir dari proses pembelajaran dilakukan
pendalaman materi dengan cara menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan peserta
didik.
3)
Observasi
(a)
Aktifitas Pembelajaran Guru
Tabel 4.8 : Observasi aktifitas
pembelajaran guru
|
No |
Kegiatan Belajar Mengajar |
Skor |
Cat. |
||||
|
3 |
2 |
1 |
|||||
|
A |
Pendahuluan |
||||||
|
1 |
Membuka pelajaran
dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Apersepsi/motivasi/pre
test |
v |
|
|
|
||
|
3 |
Menyebutkan dan Menuliskan tema/judul |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Menyebutkan dan
menuliskan tujuan Pel. |
v |
|
|
|
||
|
B |
Kegiatan Inti |
||||||
|
1 |
Persiapan
materi pembelajaran |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Penyajian
materi sesuai urutan |
|
v |
|
|
||
|
3 |
Metode dan
model sesuai materi |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Penggunaan alat
bantu/peraga |
v |
|
|
|
||
|
5 |
Pengelolaan
kelas |
|
v |
|
|
||
|
6 |
Bimbingan pada
peserta didik |
|
v |
|
|
||
|
7 |
Memberi
kesempatan bertanya jawab |
|
v |
|
|
||
|
8 |
Pengg. Bhs.
Indonesia |
v |
|
|
|
||
|
9 |
Pengem.Ketramp.peserta
didik |
|
|
v |
|
||
|
C |
Penutup |
|
|
|
|
||
|
1 |
Membuat
kesimpulan |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Pemberian
tugas |
v |
|
|
|
||
|
3 |
PBM sesuai
alokasi waktu |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menutup pelajaran dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
Total skor yang
diperoleh |
33 |
10 |
1 |
∑44 |
|||
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran IPS untuk pertemuan ketiga diketahui
bahwa tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru
dalam RPP sebagian sudah
dilaksanakan sesuai dengan lembar format observasi yang telah ditetapkan. Cara
dan gaya penyampaian materi oleh guru diperbaiki
lagi dari siklus I. Dalam penjelasan menggunakan
alat peraga atau bantu. Peserta didik
kembali disuruh kekelompoknya seperti semula untuk kembali belajar dengan
model Index Card Match yang sudah
pernah dilaksanakan sebelumnya. Aktifitas guru dalam KBM pertemuan ketiga termasuk dalam
kriteria nilai 44 - 51 dengan kategori sangat
aktif.
(b)
Aktifitas Pembelajaran
Peserta Didik
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPS untuk pertemuan ketiga siklus
II ditunjukkan pada
tabel 4.9 sebagai berikut
Tabel 4.9 : Observasi aktifitas peserta didik
|
No |
Kegiatan
Peserta Didik |
Nilai |
|
|||
|
1 |
2 |
3 |
Cat. |
|||
|
1 |
Antusias mengikuti pelajaran |
|
|
v |
|
|
|
2 |
Menyimak ketika guru memberi
pelajaran |
|
|
v |
|
|
|
3 |
Mengajukan pertanyaan pada saat
yang tepat |
|
v |
|
|
|
|
4 |
Tidak canggung mengajukan
pertanyaan |
|
|
v |
|
|
|
5 |
Melakukan aktivitas dalam
pembelajaran |
|
|
v |
|
|
|
6 |
Menunjukkan keinginan dalam
belajar |
|
|
v |
|
|
|
7 |
Berbahasa baik dan benar |
|
|
v |
|
|
|
Jumlah nilai diperoleh |
|
1 |
18 |
∑ 19 |
||
Berdasarkan
data dari tabel 4.9
menunjukkan bahwa aktifitas
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung aktif, dimana perolehan nilai skor 19, berada pada kriteria rentang
nilai 19 - 21 dengan kategori sangat aktif.
(c)
Aktifitas
Pembelajaran Kelompok
Tabel 4.10 : Observasi aktifitas Kelompok
|
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor |
|||||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||
|
1 |
Persiapan
belajar |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
2 |
Aktivitas
dalam kelompok |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
3 |
Partisipasi
anggota |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
4 |
Ketuntasan
belajar |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
|
Jumlah |
12 |
12 |
12 |
12 |
12 |
12 |
|
|
Rata-rata |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
3,0 |
Berdasarkan
data dari tabel 4.10, enam kelompok pada pertemuan ketiga yang diamati berdasarkan
aspek yang dinilai diperoleh rata-rata nilai skor termasuk dalam kriteria 3,0 –
3,9 dengan kategori aktif. Berarti menunjukkan
bahwa aktifitas peserta didik dalam kelompok berlangsung
aktif.
b.
Pertemuan Keempat
1) Persiapan Tindakan
Berdasarkan
pertemuan ketiga materi pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
Index Card Match telah selesai,
kemudian dilanjutkan dengan evaluasi hasil belajar pertemuan keempat. Kegiatan
perencanaan yang dilakukan antara lain:
1)
Menyiapkan soal tes formatif
2) Membuat evaluasi.
2) Pelaksanaan
Tindakan
Tindakan
siklus II pertemuan keempat dilaksanakan
pada hari Selasa,
tanggal 28 agustus 2018, Pada siklus II pertemuan keempat ini
dilakukan evaluasi hasil belajar. Alokasi waktu pertemuan adalah dua jam
pelajaran (80 menit).
3) Observasi
Hasil Belajar Peserta didik
Hasil analisis dapat dilihat pada diagram
nilai yang dilakukan pada pertemuan keempat siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 : Nilai tes formatif
siklus II
|
No |
Rentang
nilai |
f |
Ketuntasan |
Persen |
|
1 |
10 |
12 |
Tuntas |
52,17 |
|
2 |
9 |
4 |
Tuntas |
17,39 |
|
3 |
8 |
4 |
Tuntas |
17,39 |
|
4 |
7 |
2 |
Tuntas |
8,69 |
|
5 |
6 |
1 |
Tidak Tuntas |
4,35 |
|
6 |
5 |
- |
- |
- |
|
Jumlah |
23 |
|
100 |
|
|
Rata-rata |
9,04 |
|||
Berdasarkan
tabel 4.11 dapat dilihat bahwa
hasil tes formatif untuk peserta didik kelas VIIIA yang memperoleh nilai 10 sebanyak 12
orang (52,17%), kemudian nilai 9 sebanyak 4 orang (17,39%), nilai 8 sebanyak 4
orang (17,39), nilai 7 sebanyak 2 orang (8,69%) dan nilai 6 sebanyak 1 orang
(4,35%). Rata-rata nilai tes formatif untuk siklus II diperoleh nilai 9,04 berada di atas nilai 7,00 yang
ditetapkan KKM.
Sementara ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar
4.2 : Ketuntasan belajar
klasikal peserta didik

Berdasarkan hasil analisis dari hasil
belajar peserta didik pada siklus II diketahui bahwa dari 23 orang peserta didik
yang mengikuti test formatif diperoleh (95,65%) atau 22 orang peserta didik
yang mendapat nilai setara dan di
atas KKM dan (4,35%) atau 1 orang mendapat nilai di bawah KKM.
Dengan persentasi ketuntasan belajar
klasikal sebesar 95,65% tersebut menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar yang ingin dicapai yaitu
80 % dengan model pembelajaran Index Card Match pada siklus II.
4) Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi pada siklus II, yang sudah dilaksanakan dengan model pembelajaran Index Card Match ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1)
Aktivitas guru dalam
pembelajaran IPS diperoleh skor
nilai pada kriteria 44 – 51 dengan kategori sangat aktif.
2)
Aktivitas pembelajaran
peserta didik dengan kriteria 19 – 21
dengan kategori sangat aktif.
3)
Aktivitas pembelajaran
peserta didik secara kelompok dengan
kriteria 3,0 – 3,9 kategori aktif
4)
Dari nilai hasil belajar peserta
didik diperoleh rata-rata nilai
adalah 9,04
dan ketuntasan klasikal sebesar 95,65 %. Hal ini sudah memenuhi
bahkan melebihi dari standar kompetensi, yaitu sekurang-kurangnya 80% dari
keseluruhan peserta didik yang mencapai nilai KKM, yaitu untuk pelajaran IPS
70.
Dengan demikian
penggunaan model pembelajaran ICM dalam pembelajaran IPS dengan materi Kawasan Asia Tenggara
sangat baik dan tepat diterapkan, karena dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
B.
Pembahasan
1. Aktifitas guru dalam pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model Index
Card Match untuk aktifitas guru
dapat meningkat, dimana dalam siklus I untuk pertemuan pertama dan kedua
diperoleh skor 39, berarti aktifitas guru termasuk dalam kriteria 35 – 43
dengan kategori cukup aktif. Dalam siklus II pertemuan ketiga dan keempat
diperoleh skor 44, menunjukkan bahwa aktiftas guru termasuk dalam kriteria 44 –
51 dengan kategori aktif. Keaktifan guru
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar
4.3 : Aktifitas guru dalam pembelajaran

Dari
2 siklus yang dilaksanakan terjadi peningkatan dalam aktiftas guru dalam pembelajaran
dengan menggunakan model Index Card Match
, dimana skor pada siklus I diperoleh 39 dengan kategori aktif lalu meningkat
pada siklus II menjadi 44 dengan kategori sangat aktif, terjadi peningkatan
kenaikan skor sebesar 5 point dan peningkatan status kategori.
2. Aktifitas pembelajaran peserta didik
Berdasarkan
hasil data observasi diperoleh bahwa aktifitas pembelajaran peserta didik pada
siklus I dengan skor 17, berarti aktifitas termasuk dalam kriteria 15 – 18
dengan kategori aktif dan untuk siklus II aktiftas diperoleh skor 19 termasuk dalam kriteria seperti siklus II
dengan kategori sangat aktif.
Aktifitas
pembelajaran peserta didik meningkat 3 point tapi masih tetap pada kategori
aktif. Keaktifan pembelajaran peserta didik dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar
4.4 : Aktifitas peserta didik
dalam pembelajaran

3. Aktifitas pembelajaran kelompok
Aktifitas
pembelajaran kelompok yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan empat kali
pertemuan diperoleh skor nilai untuk keaktifan sama yaitu 3,0 termasuk dalam
kriteria 3,0 – 3,9 dengan kategori aktif. Keaktifan
pembelajaran peserta didik dapat
dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar
4.5 : Aktifitas kelompok dalam pembelajaran

4. Hasil belajar
Pelaksanaan model pembelajaran Index Card Match yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
IPS dengan materi kawasan Asia Tenggara diperoleh berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
hasil tes formatif siklus I pertemuan
kedua untuk peserta didik kelas VIIIA yang memperoleh nilai
9 sebanyak 1
orang (4,34%), nilai 8 sebanyak 2 orang (8,69%), nilai 7 sebanyak 9 orang (39,13%), nilai 6 sebanyak 6 orang (26,07%), dan nilai 5
sebanyak 5
orang (21,74%). Rata-rata nilai tes formatif diperoleh
nilai 6,47 masih
berada di bawah nilai 7,00 yang ditetapkan KKM.
Berdasarkan hasil analisis dari hasil
belajar peserta didik pada pertemuan
kedua siklus I diketahui bahwa dari 23 orang peserta didik
yang mengikuti test formatif diperoleh (52,17%) atau 12 orang peserta didik
yang mendapat nilai setara dan di
atas KKM dan (47,82%) atau 11 orang mendapat nilai di bawah KKM.
Dari nilai
hasil belajar peserta didik diperoleh rata-rata nilai adalah 6,47 dan
ketuntasan klasikal sebesar 52,17%. Hal ini belum memenuhi
dari standar kompetensi, yaitu sekurang-kurangnya 80% dari keseluruhan peserta
didik yang mencapai nilai KKM, yaitu untuk pelajaran
IPS
7,00.
Hasil
dari tes formatif siklus II pada pertemuan keempat dari 23 orang peserta didik, 12 orang
(52,17%) mendapat nilai 100, 4 orang (17,39% ) mendapat nilai 90, 4 orang
(17,39%) mendapat nilai 80, 2 orang (8,69%) mendapat nilai 70, dan 1 orang
(4,35%) mendapat nilai 60. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 9,04 dan
ketuntasan belajar klasikal sebesar 95,65% menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar yang ingin dicapai yaitu
80 % dengan model pembelajaran Index Card Match.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meningkatnya
nilai hasil belajar peserta didik pada pembelajaran
IPS sangat signifikan pabila dilakukan dengan model
pembelajaran Index Card Match, terlihat dari nilai hasil belajar peserta didik meningkat.
Untuk nilai rata-rata hasil belajar siklus I 6,47 menjadi 9,04 pada siklus II,
berarti terjadi peningkatan 2,57. Ketuntasan secara klasikal pada siklus I sebanyak 52,17% atau 12 orang
menjadi 95,65% pada siklus II meningkat sebanyak 22 orang.
Gambar
4.6 : Hasil Belajar Peserta Didik

BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Terjadi
peningkatan dalam aktiftas guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Index Card Match , dimana skor pada
siklus I diperoleh 39 dengan kategori cukup
aktif lalu meningkat pada siklus II
menjadi 44 dengan kategori aktif, terjadi
peningkatan kenaikan skor sebesar 5
point
dan peningkatan status kategori.
- Aktifitas
pembelajaran peserta didik meningkat siklus I skor 17 menjadi 19
pada siklus II naum masih tetap pada kategori
aktif.
3. Hasil belajar peserta didik dengan materi
Kawasan Asia Tenggara dalam
pembelajaran
IPS kelas VIIIA
di SMP Negeri 2 Anjir Pasar dengan menggunakan model pembelajaran
Index Card Match dapat meningkat.
Untuk nilai rata-rata hasil belajar siklus I 6,47 menjadi 9,04 pada siklus II,
bearti terjadi peningkatan 2,57. Ketuntasan secara klasikal pada siklus I sebanyak 52,17% atau 12 orang
menjadi 95,65% pada siklus II meningkat sebanyak 22 orang.
B.
Saran-saran
1. Guru mata
pelajaran IPS hendaknya menggunakan model pembelajaran
Index
Card Match untuk
materi-materi yang sesuai karena penggunaannya
dapat mendorong
motivasi dan meningkatkan nilai hasil
belajar.
2. Diharapkan guru-guru mata pelajaran IPS
dapat menggunakan model
pembelajaran yang lainnya yang lebih menarik agar peserta
didik lebih
termotivasi dan hasil belajarnya akan
lebih baik dalam proses
pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Damiyati
dan Modjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rineka Cipta.
Hisyam
Zaini, 2008. Strategi Pembelajaran aktif.
Jogjakarta: Pustaka Insan Madani.
Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mansyur, et al., 2009. Asesmen Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Multi Pressindo
Nasution., 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Purwanto ngalim,2002.Administrasi
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Renaya Rosdakarya.
Priyitno, Elida, 1989. Motivasi Dalam
Belajar. Jakarta : P2LPTK.
Sanjaya, 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sardiman A. M, 2003. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Udin S. Winataputra, 2008. Materi dan Pembelajaran IPS. Jakarta.
Universitas Terbuka.
viii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar