PEMBELAJARAN
1.
Pengertian Pembelajaran
Menurut
Corey dalam Majid (2014:4) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.
Menurut
UU SPN No.20 tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut
Oemar Hamalik dalam Majid (2014:4) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pada
prinsipnya, pembelajaran tidak hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan
oleh guru, tetapi mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung
pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang diturunan dari bahan-bahan
cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari
bahan-bahan tersebut.
Syaodih
dalam Majid (2014:5) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan interaksi
edukatif, yaitu interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan
untuk mendidik dalam rangka mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaannya.
Pembelajaran juga berfungsi membimbing para peserta didik di dalam
kehidupannya, yakni membimbing dan mengembangkan diri sesuai tugas dengan tugas
perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri: a) ada
tujuan yang ingin dicapai; b) ada pesan yang akan ditransfer; c) ada pelajar;
d) ada guru; e) ada metode; f) ada situasi; dan g) ada penilaian.
Jika
kita mengamati berbagai praktek pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru,
akan dapat dijumpai gejala beraneka ragam. Keanekaragaman itu terjadi, baik
pada tingkah laku guru, peserta didik, maupun situasi kelas. Secara umum gejala
yang dapat diamati dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu :
1) Ada
guru yang mengajar dengan cara menyampaikan materi pelajaran semata.
2) Ada
guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik
dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari materi
pembelajaran
3) Ada
guru yang mengajar dengan memberi kebebasan kepada peserta didik memilih materi
pembelajaran apa yang akan dipelajari sesuai dengan minat dan pilihannya, juga
memberi kebebasan kepada setiap peserta dididk untuk melakukan proses
mempelajari materi pembelajaran tersebut.
Pada kelompok pertama, guru berperan sebagai
penyampai materi pelajaran. Guru biasanya berdiri di depan kelas, menghadapi
peserta didik dan menjelaskan isi pelajaran. Peserta didik pada umumnya duduk
dengan rapi, mendengarkan keterangan guru, atau sedikit mencatat keterangan
itu. Adapun yang dijelaskan, diterima sebagai pengetahuan yang harus dimiliki,
kemudian dihapalkan, agar kelak dapat menjawab dengan baik jika diadakan
ulangan. Situasi seperti inilah yang disebut pengajaran.
Pada kelompok kedua, ada sementara guru yang
mengajar dengan menciptakan situasi dan kondisi belajar yang memungkinkan
peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan. Jika
tujuan menghendaki agar peserta didik tidak hanya sekedar mengetahui, tetapi memiliki
kemampuan yang lebih jauh, seperti memahami, mampu menerapkan suatu konsep
dalam berbagai keadaan, atau memiliki bentuk keterampilan tertentu, maka proses
itulah yang disebut pembelajaran.
Pada kelompok ketiga, guru berperan sebagai
pembimbing belajar, namun proses pemberian bimbingan bersifat lebih bebas,
tanpa mengarahkan. Peserta didik dapat secara bebas memenuhi kebutuhan tentang
apa yang ingin dipelajari, bebas memilih materi pelajaran apa yang akan
dipelajari, serta bagaimana mempelajarinya. Guru hanya mengikuti saja apa
kemauan peserta didik dalam belajar.
Uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran
itu beraneka ragam. Jika kita mau semua gejala yang menunjukkan keanekaragaman pembelajaran akan didapati lebih banyak lagi.
Hal ini disebabkan, pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses yang
kompleks (rumit), namun demikian dengan maksud yang sama, yaitu memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan tujuannya.
2.
Peran Guru dalam Pembelajaran
Jika
ditelusuri secara mendalam, proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses
pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai
komponen pembelajaran. Komponen – komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam
tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pembelajaran, dan peserta
didik.
Interaksi
antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar,
sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan
yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru memegang peranan
sentral dalam proses pembelajaran.
Perhatikan gambar berikut ini :
Gambar 1: Peran Guru dan Peserta
didik dalam Pembelajaran
Peran
Guru dalam Pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas peserta didik
setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, berikut ini :
1)
Merencanakan Pembelajaran
Perencanaan ini meliputi :
a)
Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu
bentuk-bentuk tingkah laku apa yang diinginkan dapat dicapai atau dapat
dimiliki oleh peserta didik setelah terjadinya pembelajaran.
b)
Materi pembelajaran yang dapat
mengantarkan peserta didik mencapai tujuan. Materi pembelajaran merupakan
pengalaman yang akan diberikan kepada peserta didik selama mengikuti proses
pendidikan atau proses pembelajaran.
c)
Bagaimana proses pembelajaran yang akan
diciptakan oleh guru agar peserta didik mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
d)
Bagaimana menciptakan dan menggunakan
alat evaluasi untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau
tidak.
Dengan
demikian, perencanaan pembelajaran banyak tergantung kepada kemampuan guru
mengembangkannya, karena tugas guru berkaitan dengan melaksanakan pembelajaran
mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
2)
Melaksanakan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran selayaknya
berpegang pada apa yang sudah terencana dalam perencanaan. Namun, situasi yang
dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap
proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, guru sepatutnya peka terhadap
berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah
lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Situasi pembelajaran itu
sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a)
Faktor Guru
Setiap guru memiliki pola mengajar
sendiri-sendiri. Pola mengajar ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu
pelaksanaan pembelajaran. Gaya mengajar ini mencerminkan bagaimana pelaksanaan
pembelajaran guru yang bersangkutan.
b)
Faktor Siswa
Setiap peserta didik mempunyai
keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki
masing-masing peserta didik meliputi kecakapan potensial, seperti bakat dan
kecerdasan serta kecakapan dari hasil belajar.
c)
Faktor Kurikulum
Secara sederhana arti kurikulum
dalam kajian ini menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi
belajar mengajar antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
d)
Faktor Lingkungan
Lingkungan di sini meliputi keadaan
ruangan, tata ruang, dan berbagai siatuasi fisik yang ada di sekitar kelas atau
sekitar tempat berlangsungnya proses pembelajaran.
3) Mengevaluasi
Pembelajaran
Evaluasi merupakan salah satu
komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keekftifan proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Fungsi evaluasi untuk :
a) Mengetahui
apakah peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b) Mengetahui
kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat menyebabkan peserta didik belajar.
c) Mengetahui
apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik.
d) Mengetahui
di mana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu.
Jika
evaluasi merupakan umpan balik sebagai dasar memperbaiki sistem pembelajaran,
sesungguhnya pelaksanaan evaluasi harus bersifat kontinyu. Setiap kali dilaksanakan
prose pembelajaran, harus di evaluasi (formatif).
Sebaliknya jika evaluasi hanya dilaksanakan di akhir program (sumatif) umpan balik tidak banyak
berarti, sebab telah banyak proses terlampaui tanpa revisi. Oleh karena itu,
agar evaluasi memberi manfaat yang besar terhadap pembelajaran hendaknya
dilaksanakan setiap kali selesai proses pembelajaran untuk suatu topik
tertentu.
4) Memberikan
Umpan Balik
Menurut Stone (Sumiati, 2010: 7)
umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu peserta didik memelihara minat dan
antusias dalam melaksanakan tugas belajar. Salah satu alasan yang dikemukakan
adalah, bahwa belajar itu ditandai oleh adanya keberhasilan dan kegagalan. Jika
hal ini diketahui peserta didik, akan membawa dampak berupa hadiah dan hukuman.
Keberhasilan berdampak hadiah (reward)
dan kegagalan berdampak hukuman (punishment).
Dengan
memperoleh hadiah tersebut peserta didik akan merasakan suatu insentif yang
dapat memberikan rangsangan dan motivasi baru dalam belajar. Sedangkan dengan
hukuman menyebabkan peserta didik tidak mengulangi kegagalan yang dibuatnya.
Itu sebabnya maka dalam proses pembelajaran, umpan balik sangat penting artinya
bagi peserta didik dalam belajar.
Guru dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat
penting. Bagaimana hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap
diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan
mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran
guru. Dalam bukunya, Sanjaya mengatakan bahwa peran guru adalah :
1) Guru
sebagai sumber belajar
Peran
guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai
sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa
menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran.
Dikatakan guru yang baik manakal ia dapat menguasai materi pelajaran dengan
baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi peserta
didiknya (Sanjaya, 2010:21).
2) Guru
sebagai fasilitator
Sebagai
fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru
ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian,
pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berorientasi pada guru
(Sanjaya,2010:23).
3) Guru
sebagai pengelola
Sebagai
pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan
kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya
proses belajar seluruh peserta didik (Sanjaya,2010:24).
4) Guru
sebagai demonstrator
Yang
dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk
mempetunjukkan kepada peserta didik segala sesuatu dapat membuat peserta didik
lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru
sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru hrus
menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dengan demikian, dalam konteks ini guru
berperan sebagai model dan teladan bagi setiap peserta didik. Kedua, sebagai
demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi
pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik (Sanjaya,
2010:26).
5) Guru
sebagai pembimbing
Peserta
didik adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap
perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walupun secara fisik
mungkin memiliki kemiripan, tetapi pada hakekatnya meraka tidaklah sama, baik
dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Perbedaan itulah yanh menuntut
guru harus berperan sebagai pembimbing (Sanjaya, 2010:27).
6) Guru
sebagai motivator
Dalam
proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat
penting. Sering terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan
oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk
belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya
(Sanjaya, 2010:28).
Proses
pembelajaran akan berhasil manakal peserta didik memiliki motivasi yang kuat
untuk berhasil dalam pendidikannya. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan
motivasi belajar peserta didik.
7) Guru
sebagai evaluator
Sebagai
evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam
memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan
peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam menyerap materi
kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh
kegiatan yang telah diprogramkan (Sanjaya, 2010:31).
3.
Pendekatan Pembelajaran
Peserta
didik adalah peserta yang aktif. Titik tolak pemikiran bahwa peserta didik
diajar dan guru mengajar beralih ke pandangan bahwa peserta didik belajar,
peserta didik mempelajari berbagai hal terus-menerus dalam perjalanan hidupnya.
Kegiatan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran, peserta didik belajar, saling
belajar, bukan hanya dari guru melainkan juga dari teman-teman sekelas,
sesekolah, dari sumber belajar yang lainnya (media cetak, media elektronik).
Guru
dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran, teknik dan pendekatan
pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik dam metode pembelajaran
yang dipilih harus pembelajaran dalam bentuk pemberian tugas proyek demontrasi,
pemecahan masalah untuk menghasilkan yang melibatkan partidipasi aktif peserta
didik. Guru perlu mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan
komptensi yang dikembangkan. Guru juga harus membuat perencanaan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu, jenis penugasan, dan batas akhir suatu tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar