Rabu, 28 Oktober 2020

 

PEMBELAJARAN

 

1.    Pengertian Pembelajaran

Menurut Corey dalam Majid (2014:4) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.

Menurut UU SPN No.20 tahun 2003 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Oemar Hamalik dalam Majid (2014:4) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pada prinsipnya, pembelajaran tidak hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang diturunan dari bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut.

Syaodih dalam Majid (2014:5) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan interaksi edukatif, yaitu interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk mendidik dalam rangka mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaannya. Pembelajaran juga berfungsi membimbing para peserta didik di dalam kehidupannya, yakni membimbing dan mengembangkan diri sesuai tugas dengan tugas perkembangan yang harus dijalani. Proses edukatif memiliki ciri-ciri: a) ada tujuan yang ingin dicapai; b) ada pesan yang akan ditransfer; c) ada pelajar; d) ada guru; e) ada metode; f) ada situasi; dan g) ada penilaian.

Jika kita mengamati berbagai praktek pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru, akan dapat dijumpai gejala beraneka ragam. Keanekaragaman itu terjadi, baik pada tingkah laku guru, peserta didik, maupun situasi kelas. Secara umum gejala yang dapat diamati dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu :

1)   Ada guru yang mengajar dengan cara menyampaikan materi pelajaran semata.

2)   Ada guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari materi pembelajaran

3)   Ada guru yang mengajar dengan memberi kebebasan kepada peserta didik memilih materi pembelajaran apa yang akan dipelajari sesuai dengan minat dan pilihannya, juga memberi kebebasan kepada setiap peserta dididk untuk melakukan proses mempelajari materi pembelajaran tersebut.

 

Pada kelompok pertama, guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran. Guru biasanya berdiri di depan kelas, menghadapi peserta didik dan menjelaskan isi pelajaran. Peserta didik pada umumnya duduk dengan rapi, mendengarkan keterangan guru, atau sedikit mencatat keterangan itu. Adapun yang dijelaskan, diterima sebagai pengetahuan yang harus dimiliki, kemudian dihapalkan, agar kelak dapat menjawab dengan baik jika diadakan ulangan. Situasi seperti inilah yang disebut pengajaran.

Pada kelompok kedua, ada sementara guru yang mengajar dengan menciptakan situasi dan kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan. Jika tujuan menghendaki agar peserta didik tidak hanya sekedar mengetahui, tetapi memiliki kemampuan yang lebih jauh, seperti memahami, mampu menerapkan suatu konsep dalam berbagai keadaan, atau memiliki bentuk keterampilan tertentu, maka proses itulah yang disebut pembelajaran.

Pada kelompok ketiga, guru berperan sebagai pembimbing belajar, namun proses pemberian bimbingan bersifat lebih bebas, tanpa mengarahkan. Peserta didik dapat secara bebas memenuhi kebutuhan tentang apa yang ingin dipelajari, bebas memilih materi pelajaran apa yang akan dipelajari, serta bagaimana mempelajarinya. Guru hanya mengikuti saja apa kemauan peserta didik dalam belajar.

Uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran itu beraneka ragam. Jika kita mau semua gejala yang menunjukkan keanekaragaman  pembelajaran akan didapati lebih banyak lagi. Hal ini disebabkan, pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun demikian dengan maksud yang sama, yaitu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan tujuannya.

 

2.    Peran Guru dalam Pembelajaran

Jika ditelusuri secara mendalam, proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen – komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pembelajaran, dan peserta didik.

Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru memegang peranan sentral dalam proses pembelajaran.

Description: C:\Users\user\Downloads\WhatsApp Image 2020-09-18 at 17.01.03.jpeg          Perhatikan gambar berikut ini :

 

 

 

 

 

 

           Gambar 1: Peran Guru dan Peserta didik dalam Pembelajaran

Peran Guru dalam Pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas peserta didik setidak-tidaknya menjalankan tugas utama, berikut ini :

1)   Merencanakan Pembelajaran

Perencanaan ini meliputi :

a)    Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa yang diinginkan dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh peserta didik setelah terjadinya pembelajaran.

b)   Materi pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik mencapai tujuan. Materi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada peserta didik selama mengikuti proses pendidikan atau proses pembelajaran.

c)    Bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar peserta didik mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

d)   Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat evaluasi untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.

Dengan demikian, perencanaan pembelajaran banyak tergantung kepada kemampuan guru mengembangkannya, karena tugas guru berkaitan dengan melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

2)   Melaksanakan pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang sudah terencana dalam perencanaan. Namun, situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Situasi pembelajaran itu sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a)    Faktor Guru

Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri. Pola mengajar ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu pelaksanaan pembelajaran. Gaya mengajar ini mencerminkan bagaimana pelaksanaan pembelajaran guru yang bersangkutan.

b)   Faktor Siswa

Setiap peserta didik mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-masing peserta didik meliputi kecakapan potensial, seperti bakat dan kecerdasan serta kecakapan dari hasil belajar.

c)    Faktor Kurikulum

Secara sederhana arti kurikulum dalam kajian ini menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.

d)   Faktor Lingkungan

Lingkungan di sini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai siatuasi fisik yang ada di sekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses pembelajaran.

 

 

3)   Mengevaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keekftifan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Fungsi evaluasi untuk :

a)    Mengetahui apakah peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan

b)   Mengetahui kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat menyebabkan peserta didik belajar.

c)    Mengetahui apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik.

d)   Mengetahui di mana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu.

Jika evaluasi merupakan umpan balik sebagai dasar memperbaiki sistem pembelajaran, sesungguhnya pelaksanaan evaluasi harus bersifat kontinyu. Setiap kali dilaksanakan prose pembelajaran, harus di evaluasi (formatif). Sebaliknya jika evaluasi hanya dilaksanakan di akhir program (sumatif) umpan balik tidak banyak berarti, sebab telah banyak proses terlampaui tanpa revisi. Oleh karena itu, agar evaluasi memberi manfaat yang besar terhadap pembelajaran hendaknya dilaksanakan setiap kali selesai proses pembelajaran untuk suatu topik tertentu.

4)   Memberikan Umpan Balik

Menurut Stone (Sumiati, 2010: 7) umpan balik mempunyai fungsi untuk membantu peserta didik memelihara minat dan antusias dalam melaksanakan tugas belajar. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah, bahwa belajar itu ditandai oleh adanya keberhasilan dan kegagalan. Jika hal ini diketahui peserta didik, akan membawa dampak berupa hadiah dan hukuman. Keberhasilan berdampak hadiah (reward) dan kegagalan berdampak hukuman (punishment).

Dengan memperoleh hadiah tersebut peserta didik akan merasakan suatu insentif yang dapat memberikan rangsangan dan motivasi baru dalam belajar. Sedangkan dengan hukuman menyebabkan peserta didik tidak mengulangi kegagalan yang dibuatnya. Itu sebabnya maka dalam proses pembelajaran, umpan balik sangat penting artinya bagi peserta didik dalam belajar.

Guru dalam pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimana hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon bisa memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran guru. Dalam bukunya, Sanjaya mengatakan bahwa peran guru adalah :

1)   Guru sebagai sumber belajar

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakal ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didiknya (Sanjaya, 2010:21).

 

 

2)   Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran berorientasi pada guru (Sanjaya,2010:23).

3)   Guru sebagai pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh peserta didik (Sanjaya,2010:24).

4)   Guru sebagai demonstrator

Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempetunjukkan kepada peserta didik segala sesuatu dapat membuat peserta didik lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator berarti guru hrus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dengan demikian, dalam konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap peserta didik. Kedua, sebagai demonstrator guru harus dapat menunjukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik (Sanjaya, 2010:26).

 

5)   Guru sebagai pembimbing

Peserta didik adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walupun secara fisik mungkin memiliki kemiripan, tetapi pada hakekatnya meraka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Perbedaan itulah yanh menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing (Sanjaya, 2010:27).

6)   Guru sebagai motivator

Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya (Sanjaya, 2010:28).

Proses pembelajaran akan berhasil manakal peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk berhasil dalam pendidikannya. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.

7)   Guru sebagai evaluator

Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan (Sanjaya, 2010:31).

 

3.    Pendekatan Pembelajaran

Peserta didik adalah peserta yang aktif. Titik tolak pemikiran bahwa peserta didik diajar dan guru mengajar beralih ke pandangan bahwa peserta didik belajar, peserta didik mempelajari berbagai hal terus-menerus dalam perjalanan hidupnya. Kegiatan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran, peserta didik belajar, saling belajar, bukan hanya dari guru melainkan juga dari teman-teman sekelas, sesekolah, dari sumber belajar yang lainnya (media cetak, media elektronik).

Guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran, teknik dan pendekatan pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik dam metode pembelajaran yang dipilih harus pembelajaran dalam bentuk pemberian tugas proyek demontrasi, pemecahan masalah untuk menghasilkan yang melibatkan partidipasi aktif peserta didik. Guru perlu mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan komptensi yang dikembangkan. Guru juga harus membuat perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis penugasan, dan batas akhir suatu tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Menggunakan Google Classroom Sebagai Kelas Belajar Online

  Masa pandemi Covid-19 saat ini masih berlangsung dan terus mewabah di semua wilayah Indonesia banyak sudah korban berjatuhan, tidak hanya ...