ABSTRAK
Sarkani, 2016.
Penerapan Strategi Sepakbola Verbal Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar
Mengajar IPS Dengan Materi Letak dan Luas Benua Asia dengan Benua
Lainnya Pada
Peserta Didik Kelas 9A
SMP Negeri 2 Anjir Pasar.
Hal-hal krusial
yang terjadi di
kelas saat proses
belajar mengajar berlangsung
umumnya adalah antara
lain hampir semua peserta
didik pasif dalam
pembelajaran, mereka tidak
berani berbicara tentang
apa yang sudah
dan belum diketahui,
meskipun guru telah
berusaha menjelaskan materi
dengan jelas dan
semangat. Peserta didik cenderung
tenang mendengarkan dan
jika guru bertanya,
hanya sebagian kecil
yang dapat menjawab sehingga guru
menyimpulkan bahwa peserta didik kurang paham materi tetapi juga tidak
bertanya,
Berdasarkan alasan tersebut, maka
sangatlah urgen bagi para pendidik
khususnya guru memahami karakteristik materi,
peserta didik dan
metodologi pembelajaran dalam
proses pembelajaran terutama
berkaitan pemilihan terhadap
strategi-strategi
pembelajaran modern. Dengan
demikian proses belajar akan lebih
variatif, inovatif dan kostruktif dalam merekontruksi wawasan
pengetahuan dan implementasinya sehingga
dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Penelitian
bertujuan
berupaya untuk meningkatkan proses belajar mengajar peserta didik terhadap
pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran Sepakbola
Verbal. Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan Kelas. Setiap siklus terdiri dari empat tahap
yaitu: rancangan, kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang berusaha mendapatkan
data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati. Hasil
penelitian aktivitas guru cukup baik dalam PBM, Aktivitas peserta didik dalam
PBM sangat aktif, aktivitas kelompok juga aktif. Hasil dari tes formatif siklus I rata-rata nilai yang
diperoleh adalah 7,13 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 79,20% dan siklus II rata-rata 7,54
dengan ketuntasan klasikal 95,83%. Data menunjukkan tercapainya ketuntasan belajar yang ingin dicapai
yaitu
80 % dengan strategi pembelajaran Sepakbola Verbal. Selanjutnya penerapan strategi
tersebut mendorong meningkatnya aktifitas belajar
mengajar pada pembelajaran IPS sangat signifikan pabila dilakukan dengan model pembelajaran Sepakbola
Verbal.
Kata Kunci
: Proses Belajar Mengajar, Strategi Pembelajaran, Sepakbola Verbal
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya, penulisan dan penyusunan
hasil PTK
(Peenelitian Tindakan Kelas) yang berjudul Penerapan Strategi Sepakbola Verbal Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Mengajar IPS Dengan Materi
Letak dan Luas Benua Asia dengan Benua Lainnya Pada Peserta Didik Kelas 9 SMP Negeri 2 Anjir Pasa berhasil
diselesaikan.
Hasil
PTK ini ditulis
dan disusun untuk memenuhi tugas pengembangan profesi
yang diwajibkan pada setiap guru dalam rangka meningkatkan profesionalnya dalam
pendidikan.
Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Bapak Asmiadi, S.Pd,MM selaku
Kepala Sekolah SMPN 2 Anjir Pasar
yang
telah memberikan arahan dalam penulisan dan penyusunan PTK ini.
2.
Bapak Daman,SE.MM rekan sejawat pengajar
IPS yang sudah banyak
memberi
dukungan dalam penelitian ini.
3. Rekan-rekan lain saya di SMP Negeri 2 Anjir
Pasar yang banyak
memberikan masukan demi mendapatkan perbaikan dalam pelaksanaan penelitian ini.
4. Semua peserta didik kelas 9A yang bersedia menjadi objek penelitian tindakan kelas.
Semoga hasil penelitian dalam bentuk PTK
ini berguna bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca. Akhirnya, penulis panjatkan doa semoga Allah Subhanahu Wa Taala
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin Ya Robbal Alamin.
Anjir Pasar, September 2016
Sarkani
LEMBAR
PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PEMBELAJARAN
IPS
NAMA :
SARKANI
NIP :
19670322.200012.1.002
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANJARMASIN, 22 MARET 1967
TEMPAT MENGAJAR :
SMP NEGERI 2 ANJIR PASAR
JUMLAH SIKLUS :
2 SIKLUS
HARI
DAN TANGGAL PELAKSANAAN
|
No |
Hari dan Tanggal |
Kegiatan |
Keterangan |
|
1 |
Selasa, 26 Juli 2016 |
Pertemuan pertama |
Siklus I |
|
2 |
Rabu, 27 Juli 2016 |
Pertemuan kedua |
Tes Formatif |
|
3 |
Selasa, 2 Agustus 2016 |
Pertemuan ketiga |
Siklus II |
|
4 |
Rabu, 3 Agustus 2016 |
Pertemuan keempat |
Tes Formatif |
MASALAH
YANG MERUPAKAN FOKUS PENELITIAN :
1. Bagaimana aktivitas guru mengajar pelajaran IPS kelas 9A
SMP Negeri 2
Anjir
Pasar dengan strategi pembelajaran Sepakbola verbal ?
2. Bagaimana aktivitas kelompok kelas 9A SMP
Negeri 2 Anjir Pasar dengan
strategi pembelajaran Sepakbola verbal?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas
9A SMP Negeri 2 Anjir Pasar
dengan strategi
pembelajaran Sepakbola Verbal ?
Menyetujui,
Anjir Pasar, September 2016
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Asmiadi,S.Pd, MM Sarkani, M.Pd
NIP.196901261993031005 NIP 196703222000121002
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK …………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN
.................................................................. iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………. vi
DAFTAR DIAGRAM
........................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………. viii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………...
1
A. Latar
Belakang ............. …………………....…………...
1
B. Perumusan
Masalah ……………………………………. 2
C. Tujuan
Penelitian …………………………….………… 3
D. Manfaat
Penelitian …………………………….……….. 3
BAB
II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………. .... 5
A. Hakekat
Proses Belajar Mengajar ...................................
5
B. Pengertian
Strategi Pembelajaran ……………………… 10
C. Strategi
Sepakbola Verbal ……………………………... 12
D. Kerangka berpikir ............................................................ 13
E. Hipotesis
.......................................................................... 15
BAB III
METODE PENELITIAN ……………………………….... 16
A. Setting
Penelitian ..........................………..…………… 16
B. Rencana Tindakan
........................................................... 17
C. Data dan Cara Pengambilan Data ........................ ........... 21
D. Analisis
Data ................................................................... 22
E. Indikator
Kinerja ………………………………............ 24
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN …………. 26
A. Hasil Penelitian ...............................…………………... 26
B. Pembahasan
..... ……………………………………….. 40
BAB
V
PENUTUP ................................. …………………………... 44
A. Kesimpulan
…………………………………………….
44
B. Saran
…………………………………………………... 44
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………..... 45
LAMPIRAN ……………………………………………………….... 46
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kriteria KKM
Mata Pelajaran IPS ............................................ 23
4.1. Aktivitas guru dalam siklus I Pertemuan 1 .................……….. 27
4.2.
Aktivitas kelompok siklus
I Pertemuan 1 ...………………....... 28
4.3.
Nilai tes formatif siklus I
................………………………..... 30
4.4.
Aktivitas guru dalam siklus
II Pertemuan 3 .................……..... 34
4.5. Aktivitas
kelompok siklus
II Pertemuan
3 ...………………....... 36
4.6. Nilai tes formatif II ................………………………………... 37
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1. Ketuntasan Belajar Klasikal I ................................................. 31
4.2. Ketuntasan Belajar Klasikal II ................................................ 38
4.3. Perbandingan Aktivitas Guru dalam PBM
............................. 40
4.4.
Perbandingan Aktivitas Kelompok dalam PBM .................... 41
4.5.
Perbandingan Hasil Belajar ................................................... 42
4.6.
Perbandingan Ketuntasan Klasikal ........................................ 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Surat Permohonan Izin Penelitian
................................................... 48
2.
Surat Izin
Penelitian ........................................................................
49
3.
Surat Melaksanakan
Penelitian .......................................................
50
4.
Surat Keterangan
Perpustakaan ......................................................
51
5.
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ……………………………...
52
6.
Soal Tes formatif
............................................................................
61
7.
Lembar Observasi Kegiatan
Pembelajaran Guru ………………...
66
8.
Lembar Observasi
Kegiatan Kelompok ………………………....
67
9.
Foto-foto kegiatan
………………………………….....................
68
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Hal-hal krusial
yang terjadi di
kelas saat proses
belajar mengajar berlangsung
umumnya adalah antara
lain hampir semua peserta
didik pasif dalam
pembelajaran, mereka tidak
berani berbicara tentang
apa yang sudah
dan belum diketahui,
meskipun guru telah
berusaha menjelaskan materi
dengan jelas dan
semangat. Peserta didik cenderung
tenang mendengarkan dan jika
guru bertanya, hanya
sebagian kecil yang
dapat menjawab sehingga guru
menyimpulkan bahwa peserta didik kurang paham materi tetapi juga tidak
bertanya, hal ini membingungkan guru,
tetapi guru menyadari bahwa mendorong peserta didik untuk berani mengungkapkan ide-ide mereka
adalah hal yang penting dalam belajar,
khususnya dalam pelajaran IPS.
Hal ini
tentu saja akan
membuat hasil belajar
peserta didik menjadi rendah.
Untuk mengatasi dampak
yang merugikan dalam
dunia pendidikan, khususnya
pelajaran IPS, diperlukan strategi
pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterlibatan peserta didik
dalam proses pembelajaran serta menekan perbedaan hasil
belajar yang sangat tajam antara peserta
didik yang memiliki
kemampuan tinggi dengan
peserta didik yang memiliki
kemampuan rendah.
Berdasarkan
alasan tersebut, maka sangatlah urgen bagi para pendidik khususnya
guru memahami karakteristik materi,
peserta didik dan
metodologi pembelajaran dalam
proses pembelajaran terutama
berkaitan pemilihan terhadap
strategi-strategi
pembelajaran modern. Dengan
demikian proses belajar akan lebih
variatif, inovatif dan kostruktif dalam merekontruksi wawasan
pengetahuan dan implementasinya sehingga
dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Banyak strategi
pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam proses
belajar mengajar. Salah
satunya adalah strategi
pembelajaran Sepak Bola Verbal. Strategi pembelajaran ”Sepak
Bola Verbal” adalah
sebuah strategi pembelajaran
yang melibatkan aktivitas
peserta didik bekerja dalam
tim dengan suasana
permainan sepakbola, dimana
aktivitas fisik digantikan
oleh aktivitas mental.
Suasana permainan menjadikan
kegiatan proses mengajar lebih menarik dan menimbulkan efek
rekreaktif sehingga memungkinkan peserta
didik dapat belajar
lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jawab,
kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
Salah satu
upaya meningkatkan proses belajar mengajar pelajaran IPS adalah
melakukan penelitian tindakan
kelas yang berjudul
“Penerapan strategi sepakbola Verbal Untuk Meningkatkan
Aktifitas Belajar Mengajar IPS dengan Materi Letak dan Luas Benua Asia
dengan Benua lainnya pada Peserta
didik Kelas 9A SMP Negeri 2 Anjir”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aktifitas guru mengajar pelajaran IPS kelas 9A SMP
Negeri 2
Anjir Pasar dengan strategi pembelajaran
Sepakbola verbal ?
2. Bagaimana
aktivitas kelompok kelas 9A SMP Negeri 2 Anjir Pasar dengan
strategi pembelajaran
Sepakbola verbal ?
3. Bagaimana
hasil belajar peserta didik kelas 9A SMP Negeri 2 Anjir Pasar
dengan strategi pembelajaran Sepakbola Verbal ?
C.
Tujuan Penelitian
1. Menggambarkan aktifitas guru mengajar pelajaran IPS kelas 9A SMP Negeri
2 Anjir Pasar dengan strategi pembelajaran
Sepakbola verbal.
2. Meningkatkan aktivitas kelompok kelas
9A SMP Negeri 2 Anjir Pasar dengan strategi
Sepakbola verbal.
3. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
kelas 9A SMP Negeri 2 Anjir Pasar
4. Meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas 9A SMP Negeri 2 Anjir Pasar dengan strategi sepakbola verbal.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a.
Bagi Siswa
Melatih siswa untuk bekerjasama, mengungkapkan pendapat, menghargai
kekurangan, dan kelebihan orang lain.
b. Bagi Guru
1) Hasil penelitian
ini dapat dipergunakan sebagai
inovasi serta penyempurnaan
proses pembelajaran.
2)
Sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
c.
Bagi Peneliti
1) Mendapatkan pengalaman menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan
target pembelajaran.
2) Mendapatkan pengalaman melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS secara maksimal.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Hakekat Proses Belajar Mengajar
1. Konsep
belajar
Dalam
proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini
berarti untuk mencapai tujuan pendidikan sangat tergantungpada proses belajar
yang dialami oleh peserta didik. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian
belajar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu
mengacu pada prinsip yang sama, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan proses
belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Menurut Skinner (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 9)
berpandangan belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya
menurun. Ada 3 hal dalam belajar yaitu :
(1) kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon belajar, (2) respon
si pembelajar, (3) konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.
Selanjutnya
menurut M. Sobary Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu, (Fathurrohman,
pupuh dan Sutikno, M. Sobary, 2007: 5)
mengartikan belajar adalah: “ suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Sementara Skinner (dalam Barlow, 1985)
mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif (Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M.Sobry,
2007: 5)
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan
yang kompleks. Selanjutnya oleh Gagne dinyatakan belajar terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu : kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil
belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 10).
Hamzah (2006: 15) berpendapat bahwa
belajar adalah proses perubahan perilaku seseorang setelah mempelajari suatu
obyek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. Sedangkan menurut Travers
(Agus, 2009: 2) belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar pada hakekatnya adalah perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Dalam belajar yang
terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus
diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara
atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan
baik.
2. Konsep Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada peserta
didik. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila
diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh peserta didik.
Menurut Suharto (Sobry Sutikno, 2007: 7)
mendefinisikan, mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
(mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasanan yang sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan peserta didik sehingga menjadi proses belajar yang
menyenangkan. Sementara Oemar Hamalik (Sobry Sutikno, 2007: 7) mendefinisikan
mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada peserta
didik. Dalam pengertian yang lain, juga dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu
aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan
menyangkut pengambilan keputusan.
Mengajar menurut pengertian mutakhir
merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat
diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang
terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran.
Atau dengan gaya bahasa lain, mengajar
adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling
mempengaruhi, yakni SK dan KD yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru
dan peserta didik yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial
tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar
mengajar yang tersedia.
Kedudukan guru dalam pengertian ini
sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah,
tetapi dianggap sebagai manager of
learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan
membantu para peserta didik. (Sobry Sutikno, 2007: 8).
3. Proses
Belajar Mengajar
Dalam proses suatu pendidikan, kegiatan
belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan yang diinginkan dalam pendidikan
banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar itu dirancang dan
dijalankan secara profesional.
Setiap kegiatan belajar mengajar selau
melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan peserta didik. Guru sebagai
pengajar merupakan pencipta kondisi belajar peserta didik yang didesain secara
sengaja, sistematis dan berkelanjutan. Sedangkan peserta didik sebagai subyek
pembelajaran merupakan pihak yang menikmati dan merasakan kondisi belajar yang
diciptakan oleh guru.
Kegiatan mengajar dalam prosesnya tidak
lepas dan selalu membutuhkan hadirnya sejumlah peserta didik, dimana
keterlibatan individu peserta didik mutlak
adanya. Apabila tidak ada peserta didik, siapa yang akan diajar. Karena
itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu dalam
konsep pengajaran atau pendidikan.
Sama halnya dengan belajar, mengajar
pada hakekatnya adalah suatu proses, proses mengatur, mengorganisasi lingkungan
yang ada di sekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta
didik melakukan proses belajar (Sobry Sutikno, 2007: 9).
Guru sebagai
sentral dalam proses belajar mengajar, di samping memahami hal-hal yang
bersifat konseptual, juga harus mengetahui hal-hal yang bersifat teknis.
Terutama bisa mengembangkan pola komunikasi. Komunikasi di sini adalah hubungan
atau interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
Menurut Nana
Sudjana (dalam Sobry Sutikno, 2007: 40) pola komunikasi banyak arah atau
komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi
dinamis antara guru dengan peserta didik tetapi juga melibatkan interaksi yang
dinamis antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lainnya. Proses
belajar mengajar dengan pola komunikasi
ini mengarah kepada proses yang mengembangkan kegiatan peserta didik yang
optimal, sehingga menumbuhkan peserta didik belajar aktif.
Uraian di atas
dapat disimpulkan, bahwa proses belajar mengajar adalah semua aktivitas guru
dan peserta didik yang terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan /materi
pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu peserta didiklah yang lebih
aktif, bukan guru. Keaktifan peserta didik tentu mencakup kegiatan fisik dan
mental, individual dan kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila terjadi
antara guru dengan semua peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta
didik dengan peserta didik, peserta didik dengan bahan dan media pembelajaran,
bahkan peserta didik dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
B. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut
J.R. David (1976) menyatakan bahwa “strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”. (Sanjaya, 2010: 126)
Selanjutnya
menurut Wena (2009: 2) strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk
menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan peserta didik. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran
dikembangkan dengan keidah-kaidah
tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sedangkan sebagai suatu seni, strategi
pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seseorang tanpa pernah
belajar secara formal tentang ilmu strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal. Dalam
strategi pembelajaran Sanjaya (2006: 126) mengartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari
pengertian tersebut, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumberdaya atau kekuatan dalam pembelajaran, selain itu strategi disusun untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dari
definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan atau penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan
rencana kerja belum sampai pada tindakan. Dilihat dari strateginya,
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu exposition- discovery learning atau strategi penyampaian
penemuan dan group-individual learning
atau strategi pembelajaran individual. Rowntree (Sanjaya, 2006: 126).
Dengan
demikian, dalam suatu strategi pembelajaran bisa digunakan beberapa metode.
Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositoris bisa digunakan metode
ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Berdasarkan
uraian tersebut di atas bahwa Srategi
Pembelajaran merupakan salah satu
komponen penting yang harus dikuasai oleh guru dan peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat
terlaksana dan segala tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif (Gulo,
2008: 3). Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan umum
perbuatan guru dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.
C.
Strategi Pembelajaran Sepakbola Verbal
Strategi pembelajaran
sepak bola verbal
diperkenalkan oleh Paul
Ginnis (2008:187) adalah
sebuah strategi pembelajaran
yang melibatkan aktivitas
peserta didik bekerja dalam tim dengan suasana permainan sepakbola,
dimana aktivitas fisik digantikan
oleh aktivitas mental.
Tujuan permainan adalah
menguji pengetahuan dan
pemahaman melalui pertanyaan.
Berikut adalah
langkah-langkah strategi pembelajaran
sepak bola verbal
menurut Ginnis (2008:186-187).
(1)
Tiap tim memilih seorang kapten.
(2) Kapten
dari kedua kelompok
dipanggil ke depan,
koin dilontarkan untuk mengetahui
siapa yang memegang bola pertama.
(3) Kapten
tim pemegang bola melempar bola,
siapapun yang menerima bola harus
menjawab pertanyaan yang
dibacakan guru dalam
lima detik, dan setelah menjawab
pertanyaan bola dilemparkan
kembali. Jika menjawab dengan benar, mereka mempertahankan bola.
(4) Guru
membacakan pertanyaan selanjutnya. Jika
kembali menjawab dengan benar dalam
lima detik, bola
telah berhasil digulirkan
dan dipertahankan. Gabungkan tiga pertanyaan benar berarti gol.
(5) Bola berpindah
ke tim lawan
apabila terjadi gol,
tidak dapat menjawab pertanyaan
dalam lima detik
atau jawaban salah,
dan apabila terjadi pelanggaran.
(6)
Pelanggaran terjadi apabila
salah melempar bola
atau peserta didik
meneriakan jawaban saat bukan gilirannya.
(7)
Pemenangnya adalah tim dengan gol lebih banyak di akhir pelajaran.
D. Kerangka
Berpikir
Adapun dalam prosesnya penerapan model pembelajaran ini dilakukan dalam dua
siklus, masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan atau 4 jam pelajaran.
Sedangkan rencana dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah setiap siklus pada garis besarnya terdiri atas empat
tahapan tindakan yaitu, perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Pada siklus I dalam proses pembelajaran diberikan perlakuan dengan menggunakan
strategi pembelajaran sepakbola verbal. Dari perlakuan tersebut kemudian siswa
diberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa. Dari evaluasi tersebut
nantinya dapat dilihat sampai dimana kemampuan siswa. Adapun proses perlakuan
pembelajaran tersebut diserta dengan pengamatan agar kelemahan-kelemahan yang
ada dapat ditemukan. Jika hasil masih kurang seperti ditargetkan dapat dimungkinkan
penerapan strategi pembelajaran dalam siklus I memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, penerapan strategi pembelajaran disempurnakan pada perlakuan siklus 2,
sampai didapatkan hasil evaluasi yang sesuai target.
Pada akhir siklus 2 diharapkan peningkatan hasil belajar siswa dimana
ketentusan belajar individu dinyatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh minimal
mencapai nilai KKM yaitu 70, sedangkan untuk tingkat klasikal minimal 80% yang
mendapatkan nilai sama atau lebih tinggi dari nilai KKM.
Adapun kerangka berpikir dapat
digambar sebagai berikut :

Gambar
2.1. : Bagan Kerangka Berpikir
E. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan
kerangka berpikir, maka peneliti mengajukan hipoteisi yaitu : “Jika melalui
strategi pembelajaran sepakbola verba maka hasil belajar siswa kelas 9A SMPN 2 Anjir Pasar pada materi letak benua dan luas
benua Asia dapat ditingkatkan”.
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Anjir Pasar yang terletak di Jalan Trans
Kalimantan Km. 18 Ds. Gandaria RT.01 Kec. Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini
di lakukan selama tiga bulan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017
yang dimulai dari bulan Juli 2016 hingga bulan September 2016. Dan penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender akademik 2016, karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
3. Subyek
Penelitian
Subyek
yang akan diteliti dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas guru
b. Aktivitas peserta didik
c. Hasil Belajar
B.
Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas. Penelitian tindakan kelas atau class room action research adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar, sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam kelas secara bersama (Arikunto, 2007:3).
Penelitian ini akan dilakukan untuk menguji cobakan suatu
model pembelajaran yaitu Sepakbola Verbal apakah dapat meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 2 Anjir Pasar. Dalam penerapan model ini peneliti berusaha untuk
mengkaji pengaruh yang terjadi dalam pelaksanaan model Sepakbola Verbal terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa.
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dalam dua
siklus dan setiap siklus dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Adapun tiap
siklus tersebut mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.

Untuk lebih rincinya perencanaan penelitian tindakan
kelas ini sebagai sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan dalam antara lain adalah :
a.
Peneliti mengadakan
analisis hasil belajar siswa serta melakukan diskusi dengan guru yang satu rumpun
berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran IPS. Adapun solusi
untuk memperbaiki masalah yang didiskusikan adalah salah satunya meningkatkan
prestasi belajar IPS dengan model Sepakbola Verbal.
b.
Mencari informasi
berkaitan dengan cara melakukan tindakan yang sesuai dengan model Sepakbola
Verbal.
c.
Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai Kompetensi Dasar yang telah ditentukan.
d.
Mempersiapkan
fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
e.
Mempersiapkan cara
penilaian sekaligus instrumentnya.
2. Pelaksanaan
Tindakan dalam penelitian ini mencakup prosedur, serta proses perbaikan
yang akan dilakukan. Pada tahap ini, rencana pembelajaran yang telah disusun
oleh guru dipergunakan sebagai dasar dalam menyelenggarakan pembelajaran. Dalam
siklus I dan siklus II guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model
Sepakbola Verbal sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam bentuk RPP.
Adapun dalam siklus II tindakan yang dilakukan dimaksudkan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran pada siklus I.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah sebagai
berikut :
1)
Pembentukan kelompok
Kelompok
dibagi menjadi 2, yang terdiri dari 11 siswa dengan kemampuan yang heterogen.
Tiap siswa dalam satu kelompok diberi peran yang berbeda layaknya dalam
permainan sepakbola.
2)
Pemberian pertanyaan dan kuis
Pertanyaan
diberikan dan diperebutkan oleh 2 kelompok kesebelasan.
3)
Pemberian penghargaan kelompok
Kelompok yang
memperoleh jumlah nilai (gol) terbanyak akan diberi penghargaan berupa skor
nilai yang tinggi.
3. Pengamatan
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan mengamati setiap tindakan yang
meliputi : aktivitas guru, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
siswa atau sesama fakta yang ada selama proses pembelajaran berlangsung.
Sementara kegiatan berlangsung, peneliti mengamati perilaku dan perubahan yang
terjadi pada siswa dan mencatatnya.
4. Refleksi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menguraikan
tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses
dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kreteria dan rencana
tindakan pada siklus berikutnya. Hasil pencatatan sebagai peneliti merupakan
bahan untuk melakukan refleksi. Peneliti menelaah dampak yang ditangkap dan
membandingkan sebagai acuan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus selanjutnya.
Seluruh data dan informasi yang telah diperoleh kemudian sebagai landasan untuk
menentukan apakah tujuan yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Jika hasil
yang diinginkan tercapai, maka perbaikan akan terus dilakukan sampai memperoleh
hasil yang diharapkan.
C.
Data dan Cara
Pengambilan Data
Salah satu cara untuk melengkapi penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik pengumpulan data hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang lengkap yang nantinya dapat mendukung keberhasilan
penelitian. Untuk pengumpulan data dalam penelitianini digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1.
Tes
Tes disajikan dalam bentuk tertulis dengan instrument
berupa lembar soal dan jawaban siswa dengan tujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang nantinya akan dilihat seberapa besar jumlah nilai yang
diperoleh dari setiap siswa.
2.
Observasi
Observasi digunakan dengan
instrumen lembar observasi pengamatan untuk siswa dengan tujuan agar nantinya
diperoleh data pendukung guna mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran
menggunakan strategi sepakbola verbal. Adapun jenis observasi yang peneliti
gunakan adalah Observasi Aktivitas Kelas, Observasi ini merupakan suatu
pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam
pembelajaran, sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan dapat
melihat secara langsung tingkah laku siswa, serta komunikasi di antara siswa
dalam kelompok.
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data
primer yang berupa data jumlah siwa, foto aktivitas pembelajaran, RPP dan
lembar penelitian.
D. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis data kuantitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar
kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan
menentukan presentasi ketuntasan belajar dan rata-rata kelas.
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini teknik
analisis terhadap data yang telah dikumpulkan adalah sebagai berikut :
1.
Data Hasil Tes
Belajar Siswa
Data hasil tes data yang diperoleh oleh peneliti setelah
melakukan tes formatif terhadap siswa setelah pembelajaran. Tes belajar siswa dilakukan
selama 2 (dua) kali, pada setiap siklus yang dilakukan. Dari hasil tes pada
siklus satu dan dua nantinya akan dibandingkan sehingga dapat ditarik
kesimpulan ada tidaknya peningkatan hasil tes yang dilaksanakan. Data yang
diperoleh dari hasil ulangan siswa digunakan untuk mengetahui hasil ketuntasan
klasikal maupun individual.
Adapun rumus
yang digunakan di dalam ketuntasan belajar adalah sebagai berikut :
a)
Ketuntasan
secara individu
Nilai =
x 100%
Di adaptasinya
dari Ngalim Purwanto (2004 : 112).
b)
Ketuntasan secara
klasikal
Untuk
menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai
berikut :
Nilai
=
x 100%
Di adaptasi dari Ngalim Purwanto (2004:102).
Perhitungan
presentasi dengan menggunakan rumus diatas harus sesuai dan memperhatikan
kriteria ketuntasan belajar siswa Kelas 9 di SMP Negeri 2 Anjir Pasar yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu “Tuntas” dan “Tidak Tuntas” dengan
kriteria sebagai berikut :
Tabel. 3.1.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPS
|
Kriteria Ketuntasan |
Kualifikasi |
|
≤
70 |
Tuntas |
|
>
70 |
Tidak
Tuntas |
Ketuntasan
belajar individu dinyatakan tuntas apabila nilai yang peroleh mencapai 70,
sedangkan secara klasikal, apabial terdapat >85% siswa yang mampu memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), maka pembelajaran dikatakan berhasil.
Apabila terdapat <85% siswa mampun memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum), maka pembelajaran dikatakan belum berhasil dan harus dilakukan
refleksi untuk lanjutkan ke siklus berikutnya.
2.
Observasi
Dalam observasi ini dilakukan adalah pengumpulan data dan
mengamati semua aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlansung dengan
menggunakan format observasi yang telah disediakan. Pengamatan ini dilakukakn
secara cermat dalam pelaksanaan skenario pembelajaran serta dampaknya terhadap
hasil belajar IPS. Instrumen yang dipakai adalah lembar observasi aktivitas
guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil observasi ini akan ditindak
lanjut dan digunakan sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
E.
Indikator Kinerja
Penelitian ini
dikatakan berhasil apabila
memenuhi indikator-indikator sebagai berikut.
(1) Keterlaksanaan RPP oleh guru terhadap
pembelajaran yang telah
direncanakan dalam RPP termasuk
dalam kategori cukup aktif.
(2) Aktivitas siswa mencapai katagori cukup baik.
(3) Hasil belajar
peserta didik, yaitu hasil penguasaan materi mencapai
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 70 dengan ketuntasan klasikal 80%.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Persiapan Tindakan
Kegiatan perencanaan yang dilakukan
antara lain:
1)
Menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2)
Menyiapkan lembar observasi
kegiatan pembelajaran
3)
Menyiapkan lembar
observasi kegiatan peserta didik
4)
Menyiapkan
peralatan permaianan berupa bola
5)
Membuat alat evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan Pertama
Tindakan
siklus I untuk pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Senin, tanggal 26 Juli 2016, Pada pertemuan pertama ini rancangan
pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran
Sepakbola verbal. Peserta
didik dibagi 2 (dua) kelompok atau kesebelasan. Sementara
evaluasi pembelajaran dilakukan melalui evaluasi proses belajar. Alokasi waktu
untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (80 menit).
Pada akhir dari proses pembelajaran dilakukan tanya jawab untuk mengetahui
penguasaan materi yang telah disampaikan kepada peserta didik serta pendalaman materi dengan cara menyimpulkan materi
secara bersama-sama dengan peserta didik.
c.
Observasi
1.
Aktivitas Guru
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
pertama siklus I ditunjukkan pada tabel 4.1
sebagai berikut
Tabel 4.1: Aktivitas guru
dalam PBM
|
No |
Kegiatan Belajar Mengajar |
Skor |
Cat. |
||||
|
3 |
2 |
1 |
|||||
|
A |
Pendahuluan |
||||||
|
1 |
Membuka pelajaran
dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Apersepsi/motivasi/pre
test |
v |
|
|
|
||
|
3 |
Menyebutkan dan Menuliskan tema/judul |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Menyebutkan dan
menuliskan tujuan Pel. |
v |
|
|
|
||
|
B |
Kegiatan Inti |
||||||
|
1 |
Persiapan
materi pembelajaran |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Penyajian
materi sesuai urutan |
|
v |
|
|
||
|
3 |
Metode dan
model sesuai materi |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Penggunaan
alat bantu/peraga |
v |
|
|
|
||
|
5 |
Pengelolaan
kelas |
|
v |
|
|
||
|
6 |
Bimbingan pada
peserta didik |
|
v |
|
|
||
|
7 |
Memberi kesempatan
bertanya jawab |
|
v |
|
|
||
|
8 |
Pengg. Bhs.
Indonesia |
v |
|
|
|
||
|
9 |
Pengem.Ketramp.peserta
didik |
|
v |
|
|
||
|
C |
Penutup |
||||||
|
1 |
Membuat
kesimpulan |
|
v |
|
|
||
|
2 |
Pemberian
tugas |
|
|
v |
|
||
|
3 |
PBM sesuai
alokasi waktu |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menutup pelajaran dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
Total skor yang
diperoleh |
27 |
14 |
1 |
∑ 42 |
|||
|
No |
Kriteria |
Kategori |
|
1 |
41 - 51 |
Aktif |
|
2 |
29 - 40 |
Cukup Aktif |
|
3 |
17 - 28 |
Tidak Aktif |
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar untuk pertemuan pertama siklus
I diketahui bahwa tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan
oleh guru dalam RPP seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan lembar format
observasi yang telah ditetapkan. Penyampaian
materi oleh guru sudah baik, karena dalam penjelasan menggunakan alat peraga
atau bantu, kemudian dalam tahapan pembagian kelompok sudah memenuhi kondisi
belajar, sehingga peserta didik sudah siap dengan strategi pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Perolehan nilai aktivitas guru berada
pada kriteria 41 – 51 dengan kategori aktif.
2. Aktivitas Kelompok
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 : Aktivitas Kelompok
dalam PBM
|
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor |
|
|
Kelompok A |
Kelompok B |
||
|
1 |
Persiapan bermain |
4 |
4 |
|
2 |
Aktivitas
dalam tim |
3 |
3 |
|
3 |
Kerjasama dalam tim |
3 |
3 |
|
4 |
Semangat dalam tim |
3 |
3 |
|
5 |
Mentaati aturan main |
2 |
2 |
|
|
Jumlah |
15 |
15 |
|
|
Rata-rata |
3,0 |
3,0 |
|
No |
Kriteria |
Kategori |
|
1 |
4,0 – 4,9 |
Sangat Aktif |
|
2 |
3,0 – 3,9 |
Aktif |
|
3 |
2,0 – 2,9 |
Cukup Aktif |
|
4 |
≤ 1,9 |
Tidak Aktif |
Berdasarkan
data dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa aktifitas
peserta didik termasuk dalam
kriteria 3,0 -3,9 dengan kategori aktif.
Pertemuan kedua
Dalam pertemuan pertama siklus I yang telah dilaksanakan
untuk aktifitas guru dan peserta didik berlangsung aktif, dimana pelaksanaan
pembelajaran sudah memenuhi kriteria aktif, dari persiapan belajar sampai hasil
diskusi dari peserta didik termasuk dalam kategori aktif.
Untuk pertemuan kedua ini materi sedikit diulang kembali
untuk lebih mengingatkan peserta didik akan materi yang sudah disampaikan pada
pertemuan pertama.
Tindakan siklus I untuk pertemuan kedua dilaksanakan
pada hari Rabu,
tanggal 27 Juli 2016, Pada pertemuan kedua ini dilakukan evaluasi hasil belajar dengan soal tertulis dalam bentuk pilihan ganda (PG).
Alokasi waktu adalah dua jam pelajaran (80 menit).
Pada akhir dari proses penilaian hasil belajar dilakukan pembahasan soal dan jawaban yang benar, kemudian
peserta didik disuruh untuk menilai sendiri hasil evaliasi hasil belajarnya.
1. Hasil Belajar Peserta didik
Hasil belajar peserta didik pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai tes formatif
siklus I
|
No |
Rentang
nilai |
frekuensi |
Persen |
|
1 |
86
- 95 |
- |
- |
|
2 |
76
- 85 |
10 |
41,67 |
|
3 |
66
- 75 |
9 |
37,50 |
|
4 |
56
- 65 |
3 |
12,50 |
|
5 |
46
- 55 |
2 |
8,33 |
|
6 |
≤
45 |
- |
- |
|
Jumlah |
24 |
100 |
|
|
Rata-rata |
7,13 |
||
Berdasarkan
tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
hasil tes formatif untuk peserta didik di peroleh nilai 76-85 sebanyak 10 orang (41,67%), nilai
66-75 sebanyak 9 orang (37,50%), nilai 56-65 sebanyak 3 orang (12,50%), nilai
46-55 sebanyak 2 orang (8,33%).
Rata-rata nilai tes formatif untuk siklus I diperoleh nilai 7,13.
Sementara ketuntasan hasil belajar
secara klasikal dapat dilihat pada
diagram berikut ini :
Gambar 4.1
: Ketuntasan belajar klasikal peserta didik

Berdasarkan hasil analisis dari hasil
belajar peserta didik pada siklus I diketahui bahwa dari 24 orang peserta didik
yang mengikuti test formatif diperoleh (79,20%) atau 19 orang peserta didik
yang mendapat nilai setara dan di
atas KKM dan (20,83%) atau 5 orang mendapat nilai di bawah KKM.
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi pada siklus I, yang sudah dilaksanakan dengan strategi pembelajaran Sepakbola verbal
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1)
Aktivitas guru dalam PBM pelajaran IPS termasuk dalam kriteria 41 - 51 dengan kategori aktif.
2)
Aktivitas peserta didik dalam PBM termasuk dalam kriteria 17 - 21 dengan kategori aktif.
3)
Aktivitas kelompok dalam PBM dengan strategi sepakbola verbal pada pertemuan pertama termasuk
dalam kriteria 3,0 – 3,9 dengan kategori aktif.
4)
Dari nilai
hasil belajar peserta didik diperoleh rata-rata nilai adalah 7,13 dan ketuntasan
klasikal sebesar 79,20 %. Hal
ini belum memenuhi dari standar kompetensi, yaitu sekurang-kurangnya 80% dari
keseluruhan peserta didik yang mencapai nilai KKM, yaitu untuk pelajaran IPS
7,00.
Dengan
rata-rata hasil test formatif peserta didik 7,13 dan persentasi ketuntasan
belajar klasikal sebesar 79,20% tersebut menunjukkan belum tercapainya nilai KKM
dan ketuntasan belajar yang ingin dicapai yaitu
80 % dengan strategi pembelajaran Sepakbola verbal
pada siklus I. Untuk itu strategi pembelajaran akan dilanjutkan pada sikus II.
Berdasarkan hasil temuan di
atas maka strategi pembelajaran sepakbola verbal yang awalnya di laksanakan
sesuai dengan prosedur untuk pertemuan (siklus II) berikutnya lebih disempurnakan
lagi baik cara permainannya maupun tingkat kesulitan pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat, sehingga nantinya akan memudahkan anak dengan cepat menjawab pertanyaan
yang diberikan, karena sifat pertanyaan dalam pembelajaran ini tergantung waktu
yang telah disediakan.
Pelemparan bola ke kelompok
(tim) lebih diperbanyak agar banyak kesempatan untuk membantu rekan timnya
dalam menjawab pertanyaan, dengan demikian akan tercapai kekompakan dan
kesempatan mendapat skor nilai untuk timnya.
Waktu untuk menjawab pertanyaan
dalam pembelajaranpun lebih diperpanjang
durasinay, pada siklus I hanya 15 detik menjadi 30 detik pada siklus II agar
baik guru maupun peserta didik lebih lama dan banyak waktu untuk merasakan
ramai dan asiknya pembelajaran dengan menerapkan sepakbola verbal ini.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Persiapan Tindakan
Belum
tercapainya indikator kinerja pada siklus I, maka peneliti mengambil tindakan
pemecahan masalah yang dipandang tepat yaitu melanjutkan melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran Sepakbola
verbal dengan lebih banyak membuat pertanyaan-pertanyaan yang
lebih dipahami oleh peserta didik dan menambah durasi waktu permainan pada
Siklus II. Kegiatan perencanaan yang dilakukan antara lain:
1)
Menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan lembar observasi kegiatan
pembelajaran
3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan peserta
didik
4) Menyiapkan alat permainan berupa bola
5) Membuat evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan ketiga
Tindakan pertemuan ketiga siklus
II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 2 Agustus 2016, Pada pertemuan ketiga ini rancangan
pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran
Sepakbola verbal lebih dimatangkan lagi. Alokasi
waktu untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (80 menit).
Pada akhir dari proses pembelajaran dilakukan
pendalaman materi dengan cara menyimpulkan materi secara bersama-sama dengan
peserta didik.
c. Observasi
1. Aktivitas
Guru
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
ketiga siklus II ditunjukkan pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 :
Aktivitas guru dalam PBM
|
No |
Kegiatan Belajar Mengajar |
Skor |
Cat. |
||||
|
3 |
2 |
1 |
|||||
|
A |
Pendahuluan |
||||||
|
1 |
Membuka pelajaran
dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Apersepsi/motivasi/pre
test |
v |
|
|
|
||
|
3 |
Menyebutkan dan Menuliskan tema/judul |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Menyebutkan dan
menuliskan tujuan Pel. |
v |
|
|
|
||
|
B |
Kegiatan Inti |
||||||
|
1 |
Persiapan
materi pembelajaran |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Penyajian
materi sesuai urutan |
v |
|
|
|
||
|
3 |
Metode dan
model sesuai materi |
v |
|
|
|
||
|
4 |
Penggunaan
alat bantu/peraga |
v |
|
|
|
||
|
5 |
Pengelolaan
kelas |
v |
|
|
|
||
|
6 |
Bimbingan pada
peserta didik |
|
v |
|
|
||
|
7 |
Memberi
kesempatan bertanya jawab |
v |
|
|
|
||
|
8 |
Pengg. Bhs.
Indonesia |
v |
|
|
|
||
|
9 |
Pengem.Ketramp.peserta
didik |
|
v |
|
|
||
|
C |
Penutup |
||||||
|
1 |
Membuat
kesimpulan |
v |
|
|
|
||
|
2 |
Pemberian
tugas |
v |
|
|
|
||
|
3 |
PBM sesuai
alokasi waktu |
|
v |
|
|
||
|
4 |
Menutup pelajaran dan memberi salam |
v |
|
|
|
||
|
Total skor yang
diperoleh |
42 |
6 |
|
∑ 48 |
|||
|
No |
Kriteria |
Kategori |
|
1 |
41 - 51 |
Aktif |
|
2 |
29 - 40 |
Cukup Aktif |
|
3 |
17 - 28 |
Tidak Aktif |
Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar untuk pertemuan ketiga diketahui bahwa
tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru dalam
RPP seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan lembar format observasi yang ada. Guru menyampaikan materi
dengan baik, karena penjelasan
dibantu dengan menggunakan alat
peraga, kemudian dalam pembagian kelompok tidak
sulit karena sudah tahu kelompoknya masing-masing,
sehingga peserta didik sudah tidak asing
lagi dengan strategi pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Perolehan nilai aktivitas guru adalah 48, berarti termasuk dalam kriteria 41 – 51 dengan
kategori aktif.
2. Aktivitas Kelompok
Dari
pengamatan pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
ketiga ditunjukkan pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5 : Aktivitas Kelompok
dalam PBM
|
No |
Aspek
yang dinilai |
Skor |
|
|
Kelompok A |
Kelompok B |
||
|
1 |
Persiapan bermain |
5 |
5 |
|
2 |
Aktivitas
dalam tim |
4 |
3 |
|
3 |
Kerjasama dalam tim |
4 |
3 |
|
4 |
Semangat dalam tim |
3 |
4 |
|
5 |
Mentaati aturan main |
3 |
3 |
|
|
Jumlah |
19 |
18 |
|
|
Rata-rata |
3.8 |
3.6 |
|
No |
Kriteria |
Kategori |
|
1 |
4,0 – 4,9 |
Sangat Aktif |
|
2 |
3,0 – 3,9 |
Aktif |
|
3 |
2,0 – 2,9 |
Cukup Aktif |
|
4 |
≤ 1,9 |
Tidak Aktif |
Berdasarkan
data dari tabel 4.5
menunjukkan bahwa aktifitas
peserta didik termasuk dalam kriteria 3,0 –
3,9 dengan kategori aktif.
Pertemuan keempat
Dalam pertemuan ketiga siklus II yang telah dilaksanakan
untuk aktifitas guru dan peserta didik berlangsung aktif, dimana pelaksanaan
pembelajaran sudah memenuhi kriteria aktif, dari persiapan belajar sampai hasil
diskusi dari peserta didik termasuk dalam kategori aktif.
Untuk pertemuan keempat ini materi sedikit diulang
kembali untuk lebih mengingatkan peserta didik akan materi yang sudah
disampaikan pada pertemuan pertama.
Tindakan siklus II untuk
pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 03 Agustus 2016, Pada pertemuan kedua ini dilakukan
evaluasi hasil belajar dengan soal tertulis dalam bentuk pilihan ganda (PG).
Alokasi waktu adalah dua jam pelajaran (80 menit).
Pada akhir dari proses penilaian hasil belajar dilakukan pembahasan soal dan jawaban yang benar, kemudian
peserta didik disuruh untuk menilai sendiri hasil evaliasi hasil belajarnya.
1.
Hasil Belajar Peserta didik
Hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.6 : Nilai tes formatif
siklus II
|
No |
Rentang
nilai |
frekuensi |
Persen |
|
1 |
86
- 95 |
2 |
8,33 |
|
2 |
76
- 85 |
10 |
41,67 |
|
3 |
66
- 75 |
11 |
45,83 |
|
4 |
56
- 65 |
1 |
4,16 |
|
5 |
46
- 55 |
- |
- |
|
6 |
≤
45 |
- |
- |
|
Jumlah |
24 |
100 |
|
|
Rata-rata |
7,54 |
||
Berdasarkan
tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
hasil tes formatif untuk peserta didik di peroleh nilai 86-95 sebanyak 2 orang (8,33%), nilai
76-85 sebanyak 10 orang (41,67%), nilai 66-75 sebanyak 11 orang (45,83%), nilai
56-65 sebanyak 1 orang (4,16%). Rata-rata nilai tes formatif untuk siklus II
diperoleh nilai 7,54 sudah berada di
atas nilai 7,00
yang ditetapkan KKM.
Sementara ketuntasan hasil belajar secara
klasikal dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.2 : Ketuntasan belajar klasikal peserta
didik
Berdasarkan hasil analisis dari hasil
belajar peserta didik pada siklus II diketahui bahwa dari 24 orang peserta
didik yang mengikuti test formatif diperoleh (95,33%) atau 23 orang peserta didik
yang mendapat nilai setara dan di
atas KKM dan (4,16%) atau 1 orang mendapat nilai di bawah KKM.
e. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi pada siklus II, yang sudah dilaksanakan dengan strategi pembelajaran Sepakbola verbal
ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Aktivitas
guru dalam PBM pelajaran IPS dinyatakan baik dengan perolehan nilai 48, termasuk dalam kriteria 41 – 51
dengan kategori aktif.
2) Aktivitas peserta didik dalam PBM termasuk dalam kriteria 17 - 21 dengan kategori aktif.
3) Aktivitas
kelompok dalam PBM dengan strategi
sepakbola verbal pada pertemuan ketiga termasuk dalam kriteria
3,0 – 3,9 dengan kategori aktif.
4) Dari
nilai hasil belajar peserta
didik diperoleh rata-rata nilai
adalah 7,54 dan ketuntasan
klasikal sebesar 95,33 %. Hal
ini sudah memenuhi dari standar kompetensi, yaitu sekurang-kurangnya 80% dari
keseluruhan peserta didik yang mencapai nilai KKM, yaitu untuk IPS 7,00.
Dengan
rata-rata hasil test formatif peserta didik 7,54 dan persentasi ketuntasan
belajar klasikal sebesar 95,33% tersebut menunjukkan tercapainya nilai KKM dan ketuntasan belajar yang ingin dicapai yaitu
80 % dengan strategi pembelajaran Sepakbola verbal
pada siklus II.
B.
Pembahasan
1. Aktivitas Guru Dalam PBM
Berdasarkan hasil
penelitian di atas
dapat dikemukakan bahwa
penerapan strategi pembelajaran sepakbola verbal dapat meningkatkan
aktivitas guru. Hal ini
diperoleh siklus I dengan
nilai 44 meningkat pada siklus II dengan nilai 48 termasuk dalam kategori aktif
Gambar 4.3
Perbandingan Aktivitas Guru dalam PBM

3. Aktivitas Kelompok dalam PBM
Berdasarkan hasil
penelitian di atas
dapat dikemukakan bahwa
penerapan strategi pembelajaran sepakbola verbal dapat meningkatkan
aktifitas kelompok belajar IPS Peserta didik. Hal ini diperoleh
dari hasil pada
siklus I aktifitas kelompok berada pada kriteria 3,0 – 3,9 dengan
kategori aktif. Untuk siklus
II sama berada pada kriteria 3,0 – 3,9.
Gambar 4.4 Perbandingan Aktivitas Kelompok dalam PBM

4. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil
penelitian di atas
dapat dikemukakan bahwa
penerapan strategi pembelajaran sepakbola verbal dapat meningkatkan
hasil belajar
IPS Peserta didik. Hal
ini diperoleh dari
hasil tes pada
siklus I dengan nilai mencapai rata-rata 7,13.
Kemudian pada siklus II dengan materi
yang sama mencapai
rata-rata 7,54. Hasil peningkatan
pembelajaran dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.5 : Perbandingan Hasil Belajar

Sementara hasil
analisis data untuk ketuntasan belajar klasikal peserta didik dengan penggunaan
strategi pembelajaran Sepakbola verbal dapat meningkatkan ketuntasan belajar secara
klasikal dalam pelajaran IPS. Hasil yang diperoleh dari tes formatif siklus I
dari 24 peserta didik 19 orang tuntas
dan 5 orang tidak tuntas dengan
ketuntasan klasikal (79,20%). Kemudian hasil yang diperolehh pada tes formatif
siklus II dari 24 peserta didik 23 orang
tuntas dan 1 orang tidak tuntas dengan ketuntasan klasikal (95,33%).
Gambar 4.6
: Perbandingan Ketuntasan klasikal

BAB
V
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
1. Aktivitas guru dalam PBM dengan menggunakan
strategi pembelajaran
Sepakbola verbal dapat meningkat dan dan aktif.
2. Aktivitas
peserta didik dalam PBM dengan menggunakan strategi
pembelajaran Sepakbola verbal dapat
meningkat dan aktif
3. Aktivitas kelompok
dalam PBM dengan menggunakan strategi
pembelajaran Sepakbola Verbal dapat
meningkat dan aktif
4.
Hasil belajar peserta didik dalam PBM dengan menggunakan strategi
pembelajaran Sepakbola Verbal dapat
meningkat, baik dari rata-rata nilai
dan ketuntasan
klasikal.
B.
Saran-saran
1. Guru mata
pelajaran IPS hendaknya menggunakan strategi pembelajaran
Sepakbola Verbal untuk materi-materi yang
sesuai karena penggunaannya
dapat meningkatkan nilai hasil belajar.
2. Diharapkan guru-guru mata pelajaran IPS dapat
menggunakan strategi
pembelajaran yang lainnya yang lebih menarik agar peserta
didik lebih
termotivasi dan hasil belajarnya akan
lebih baik dalam proses
pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Damiyati
dan Modjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry
M., 2007. Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Ginnis,
P. 2008. Trik dan Taktik Mengajar,
Strategi Meningkatkan Pencapaian
Pengajaran di Kelas.
Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya, 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sanjaya,Wena. 2006. Strategi Pembelajaran (berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta:
Kencana Prenada Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar